Eentikong (ANTARA Kalbar) Puluhan supir mobil box di wilayah perbatasan Entikong, Kalbar, Kamis, mengelar aksi mogok kerja dan mendemo kebijakan pemerintah Malaysia yang dinilai secara sepihak melarang masuknya mobil box ke Serian dan Kuching (Serawak) untuk memuat barang.
Demo yang digelar mulai pukul.08.30 WIB itu menolak kebijakan yang diberlakukan Pemerintah Malaysia sejak tiga hari lalu, dan sampai saat ini puluhan supir mobil box tidak bisa menjalankan aktivitas seperti biasa, karena mereka merasa kebijakan tersebut bisa mematikan usaha angkutan barang masyarakat di perbatasan Entikong.
"Protes yang kita sampaikan ini terkait kebijakan Pemerintah Malaysia yang semena-mena melarang masuknya mobil box untuk memuat barang langsung ke agen di Serian dan Kuching, sebelumnya tidak ada masalah. Bahkan semua mobil box yang beroperasi di perbatasan ini memiliki izin resmi dari Dinas Perhubungan Provinsi. Jika kita tidak memiliki izin sudah tentu tidak berani masuk sampai ke Kuching,," kata Usup (54), warga Balai Karangan, Kabupaten Sanggau.
Akibat dari kebijakan sepihak pemerintah Malaysia tersebut, mengakibatkan sebagian besar pengusaha di perbatasan Entikong tidak bisa memuat barang yang sudah dipesan ke agen tunggalnya, baik di Serian maupun Kuching, Sarawak.
Pemerintah Malaysia membuat aturan agar bongkar dan muat barang harus di kawasan pelabuhan darat Tebebu (Tebedu Inland Port), Sarawak. Sementara izin trayek kendaraan angkutan mobil box masih memungkinkan bisa sampai ke Kuching.
Dalam demo itu, puluhan mobil box dibiarkan terparkir di kawasan Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Entikong, sehingga menganggu aktifitas kelancaran di seputar kawasan PPLB Entikong.
Usup mengatakan, jika tidak ada upaya dari pemerintah Malaysia untuk merevisi kebijakan tersebut maka para supir akan menolak masuknya mobil angkutan barang dari Malaysia ke wilayah Indonesia apapun alasannya.
"Jika kita tidak boleh masuk memuat barang maka mereka juga orang Malaysia tidak boleh masuk mengantar barang, biar sama-sama rugi," ucap Usup dengan nada sedikit emosi.
(Ags*Z004)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Demo yang digelar mulai pukul.08.30 WIB itu menolak kebijakan yang diberlakukan Pemerintah Malaysia sejak tiga hari lalu, dan sampai saat ini puluhan supir mobil box tidak bisa menjalankan aktivitas seperti biasa, karena mereka merasa kebijakan tersebut bisa mematikan usaha angkutan barang masyarakat di perbatasan Entikong.
"Protes yang kita sampaikan ini terkait kebijakan Pemerintah Malaysia yang semena-mena melarang masuknya mobil box untuk memuat barang langsung ke agen di Serian dan Kuching, sebelumnya tidak ada masalah. Bahkan semua mobil box yang beroperasi di perbatasan ini memiliki izin resmi dari Dinas Perhubungan Provinsi. Jika kita tidak memiliki izin sudah tentu tidak berani masuk sampai ke Kuching,," kata Usup (54), warga Balai Karangan, Kabupaten Sanggau.
Akibat dari kebijakan sepihak pemerintah Malaysia tersebut, mengakibatkan sebagian besar pengusaha di perbatasan Entikong tidak bisa memuat barang yang sudah dipesan ke agen tunggalnya, baik di Serian maupun Kuching, Sarawak.
Pemerintah Malaysia membuat aturan agar bongkar dan muat barang harus di kawasan pelabuhan darat Tebebu (Tebedu Inland Port), Sarawak. Sementara izin trayek kendaraan angkutan mobil box masih memungkinkan bisa sampai ke Kuching.
Dalam demo itu, puluhan mobil box dibiarkan terparkir di kawasan Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Entikong, sehingga menganggu aktifitas kelancaran di seputar kawasan PPLB Entikong.
Usup mengatakan, jika tidak ada upaya dari pemerintah Malaysia untuk merevisi kebijakan tersebut maka para supir akan menolak masuknya mobil angkutan barang dari Malaysia ke wilayah Indonesia apapun alasannya.
"Jika kita tidak boleh masuk memuat barang maka mereka juga orang Malaysia tidak boleh masuk mengantar barang, biar sama-sama rugi," ucap Usup dengan nada sedikit emosi.
(Ags*Z004)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012