Pekanbaru (ANTARA Kalbar) - Lembaga konservasi World Wildlife Fund mengambil sampel kotoran gajah sumatra untuk meneliti asam deoksiribonukleat gajah dan memastikan jumlah populasi satwa itu di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau.

"Tes DNA pada kotoran gajah bisa memastikan berapa tepatnya individu yang ada di Tesso Nilo," kata Humas WWF Program Riau Syamsidar di Pekanbaru, Selasa.

Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA, adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul utama penyusun berat kering setiap organisme. Peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik yang artinya DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel.

Menurut Syamsidar, selama ini belum ada penelitian yang bisa memastikan jumlah gajah yang sebenarnya di Tesso Nilo. Hingga kini penghitungan yang menjadi acuan adalah melalui pemantauan jejak kotorannya dan melakukan perkiraan jumlah individu.

Penerapan metode itu bisa mendapatkan perkiraan jumlah gajah di Tesso Nilo mencapai 120-150 ekor.

"Pengambilan sampel kotoran gajah dilakukan selama tiga bulan yang dilakukan sejak akhir Juni lalu," katanya.

Dalam pengambilan sampel itu, ia mengatakan WWF mengerahkan 25 orang tenaga untuk mengumpulkan kotoran gajah.

Nantinya kotoran itu akan dikirim ke Jakarta untuk diteliti DNA gajah itu. Menurut dia, WWF bekerjasama dengan organisasi penelitian dari Belanda untuk meneliti DNA gajah.

"Riset untuk mengetahui berapa sebenarnya jumlah populasi gajah yang tersisa sangat penting, karena kasus kematian gajah di Riau masih sangat tinggi," katanya.

Dalam kurun Januari hingga Juli 2012, sudah ada 10 gajah Sumatera liar yang mati akibat diracun dan hampir semuanya kehilangan gadingnya.

(F012)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012