London (ANTARA Kalbar) - Pameran lukisan batik karya Joko Sudadiyo dengan kurator Dorith Schaffscher dan Jostein Ode digelar di Gedung KBRI Oslo selama 23 hingga 29 Agustus 2012.
Dua ruangan KBRI Oslo disulap menjadi galeri tempat pameran batik karya Joko dalam rangkaian peringatan HUT ke-67 RI, kata Pensosbud KBRI Olso Dyah Kusumawardani kepada ANTARA London, Sabtu.
Dikatakannya pameran batik karya Joko Sudadiyo yang digelar untuk kedua kalinya didukung Nordic Center for International Studies (NORCIS) dan Ms. Berit Johanessen dari Norwegian University for Science and Technology (NTNU).
Pada pembukaan pameran hadir Director General/Chief of Protokol Kemlu Norwegia Merete Fjeld Brattested, kalangan diplomatik dan pemerintah, relasi KBRI, wakil dari berbagai galeri di Oslo, serta tokoh masyarakat.
Dubes RI Esti Andayani menyampaikan kebanggaannya dapat memperkenalkan batik yang merupakan warisan budaya yang sudah diakui dunia.
Pameran budaya ini mematahkan batasan yang seringkali muncul ketika orang yang berasal dari daerah atau budaya yang berbeda berinteraksi.
"Setiap orang memiliki kecintaan terhadap budaya, dan budaya menggambarkan tradisi dan kehidupan masyarakat," ujarnya.
Sementara itu artis/pelukis kenamaan Norwegia, Dag Hol, menyampaikan, "setiap orang memiliki persepsi akan seni, dan melalui seni kita dapat melihat makna serta filosofi budaya secara lebih mendalam.
Ia juga mengungkapkan kekaguman atas teknik batik yang digunakan, yang cukup rumit dan memakan waktu lama.
Brattested menyampaikan rasa senangnya dapat menikmati karya lukisan batik, sesuatu yang baru dan cukup jarang ditampilkan di Oslo.
Joko Sudadiyo adalah pelukis dan pengajar batik di Yogyakarta yang mulai mendesain dan memproduksi batik pada 1984.
(ZG)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Dua ruangan KBRI Oslo disulap menjadi galeri tempat pameran batik karya Joko dalam rangkaian peringatan HUT ke-67 RI, kata Pensosbud KBRI Olso Dyah Kusumawardani kepada ANTARA London, Sabtu.
Dikatakannya pameran batik karya Joko Sudadiyo yang digelar untuk kedua kalinya didukung Nordic Center for International Studies (NORCIS) dan Ms. Berit Johanessen dari Norwegian University for Science and Technology (NTNU).
Pada pembukaan pameran hadir Director General/Chief of Protokol Kemlu Norwegia Merete Fjeld Brattested, kalangan diplomatik dan pemerintah, relasi KBRI, wakil dari berbagai galeri di Oslo, serta tokoh masyarakat.
Dubes RI Esti Andayani menyampaikan kebanggaannya dapat memperkenalkan batik yang merupakan warisan budaya yang sudah diakui dunia.
Pameran budaya ini mematahkan batasan yang seringkali muncul ketika orang yang berasal dari daerah atau budaya yang berbeda berinteraksi.
"Setiap orang memiliki kecintaan terhadap budaya, dan budaya menggambarkan tradisi dan kehidupan masyarakat," ujarnya.
Sementara itu artis/pelukis kenamaan Norwegia, Dag Hol, menyampaikan, "setiap orang memiliki persepsi akan seni, dan melalui seni kita dapat melihat makna serta filosofi budaya secara lebih mendalam.
Ia juga mengungkapkan kekaguman atas teknik batik yang digunakan, yang cukup rumit dan memakan waktu lama.
Brattested menyampaikan rasa senangnya dapat menikmati karya lukisan batik, sesuatu yang baru dan cukup jarang ditampilkan di Oslo.
Joko Sudadiyo adalah pelukis dan pengajar batik di Yogyakarta yang mulai mendesain dan memproduksi batik pada 1984.
(ZG)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012