Jakarta (ANTARA Kalbar) - PT Pegadaian Persero mengantongi dana sebesar Rp7,5 triliun dari gadai emas selama puasa dan Lebaran 2012, dan secara keseluruhan, bisnis gadai Pegadaian pada periode tersebut mencapai Rp8,5 triliun.
"Target pertumbuhan bisnis gadai kita selama puasa dan Lebaran 2012 sekitar 20 persen, dan target ini tercapai," kata Direktur Utama Pegadaian Suwhono di sela Halal Bihalal di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.
Ia memaparkan puncak dari bisnis gadai terjadi pada liburan sekolah dan Lebaran 2012, walau keuntungan dari bisnis gadai baru dapat diperoleh setelah masyarakat melakukan penebusan atas barangnya.
"Fenomena yang ingin untung cepat itu adalah gadai. Keuntungan bersih belum ada, baru jadi kredit. Untung baru dapat kalau sudah ditebus," ungkapnya.
Menurutnya, potensi keuntungan dari penebusan barang yang dilakukan sekitar 8 persen. Hingga saat ini, masyarakat belum ada yang melakukan penebusan barang, disebabkan kredit berjangka waktu empat bulan.
Ia menambahkan harga emas dalam dua hari terakhir naik, sehingga emas yang digadai oleh masyarakat pun ditaksir sesuai dengan harga pasar.
"Satu akad paling Rp200-300 juta. Batasan gadai tidak sampai miliaran rupiah," urainya.
Suwhono mengungkapkan setelah lebaran, biasanya masyarakat melakukan gadai-menggadai untuk barang yang dianggapnya sebagai barang konsumtif. Barang yang biasanya digadai antara lain motor, elektronik dan mobil.
"Yang paling mewah mobil. Ada, namun tidak banyak hanya di cabang besar saja," paparnya.
Sementara untuk bisnis Pegadaian yang lain tidak mengalami lonjakan. Pegadaian melayani gadai, layanan syariah, layanan emas, layanan fidusia, serta layanan jasa lainnya.
(SSB)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Target pertumbuhan bisnis gadai kita selama puasa dan Lebaran 2012 sekitar 20 persen, dan target ini tercapai," kata Direktur Utama Pegadaian Suwhono di sela Halal Bihalal di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.
Ia memaparkan puncak dari bisnis gadai terjadi pada liburan sekolah dan Lebaran 2012, walau keuntungan dari bisnis gadai baru dapat diperoleh setelah masyarakat melakukan penebusan atas barangnya.
"Fenomena yang ingin untung cepat itu adalah gadai. Keuntungan bersih belum ada, baru jadi kredit. Untung baru dapat kalau sudah ditebus," ungkapnya.
Menurutnya, potensi keuntungan dari penebusan barang yang dilakukan sekitar 8 persen. Hingga saat ini, masyarakat belum ada yang melakukan penebusan barang, disebabkan kredit berjangka waktu empat bulan.
Ia menambahkan harga emas dalam dua hari terakhir naik, sehingga emas yang digadai oleh masyarakat pun ditaksir sesuai dengan harga pasar.
"Satu akad paling Rp200-300 juta. Batasan gadai tidak sampai miliaran rupiah," urainya.
Suwhono mengungkapkan setelah lebaran, biasanya masyarakat melakukan gadai-menggadai untuk barang yang dianggapnya sebagai barang konsumtif. Barang yang biasanya digadai antara lain motor, elektronik dan mobil.
"Yang paling mewah mobil. Ada, namun tidak banyak hanya di cabang besar saja," paparnya.
Sementara untuk bisnis Pegadaian yang lain tidak mengalami lonjakan. Pegadaian melayani gadai, layanan syariah, layanan emas, layanan fidusia, serta layanan jasa lainnya.
(SSB)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012