Jakarta (ANTARA Kalbar) - PT Sriwijaya Air memastikan membeli 20 unit pesawat jet Embraer 190 dari Brasil senilai 1 miliar dolar AS (Rp9,58 triliun).
Direktur Utama Sriwijaya, Chandra Lie, memaparkan dana pembelian pesawat ini akan berasal dari kas internal.
"Semua rencana kita ini didanai dari kas internal," kata kata Chandra Lie saat ditemui pada acara Rekernas Kadin Bidang Investasi dan Perhubungan, Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan, penandatanganan perjanjian pembelian pesawat Embraer ini sudah dilakukan pada 21 Juni 2011. Namun, pengirimannya sempat tertunda akibat belum adanya kesepakatan harga pesawat.
"Pada 2013 pesawatnya sudah mulai dikirim. Pengirimannya baru tuntas dalam dua tahun," ungkapnya.
Ia menambahkan, kedatangan pesawat itu tergantung dari ketersediaan kru, baik pilot, co pilot, maupun awak kabin. Nantinya, 20 pesawat jet Embraer ini diperuntukkan bagi Nam Air, pesawat dengan pelayanan penuh (full services).
"Yang Nam Air ini kita rencananya mau pakai Embrear. Nanti itu 'full services'," tuturnya.
Diakuinya, Nam Air ini direncanakan mulai beroperasi pada 2013 mendatang. Nam Air akan melayani pasar domestik terlebih dahulu.
Selain membeli pesawat Embraer, Sriwijaya juga akan memborong 20 pesawat Boeing tipe 737-800 NG senilai 1,5 miliar dolar AS (Rp14,38 Triliun). Pesawat ini untuk memperbesar wilayah terbang perusahaan ke seluruh Indonesia.
"Pengiriman mulai bulan ini dan diharapkan dua tahun lagi semua terkirim," imbuhnya.
Sriwijaya juga berencana meremajakan pesawat Boeing dari tipe 737-200 ke tipe 737-500 sebanyak 12 unit. Sementara itu, pesawat "familiy" akan diganti dengan tipe 737-800.
Ia mengakui, saat ini ketepatan waktu terbang (on time performance/OTP) Sriwijaya nomor dua setelah Garuda Indonesia. Untuk pengangkutan penumpang, Sriwijaya di urutan ketiga, dengan pangsa pasar 12-13 persen.
"Tahun lalu, penumpang 9 juta. Tahun ini kita harapkan bisa 11 juta penumpang, di mana Agustus kemarin sudah capai target," tuturnya.
Ia optimistis dengan adanya penambahan pesawat, pertumbuhan penumpang tiap tahunnya diharapkan tumbuh 15 persen.
(KR-SSB)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Direktur Utama Sriwijaya, Chandra Lie, memaparkan dana pembelian pesawat ini akan berasal dari kas internal.
"Semua rencana kita ini didanai dari kas internal," kata kata Chandra Lie saat ditemui pada acara Rekernas Kadin Bidang Investasi dan Perhubungan, Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan, penandatanganan perjanjian pembelian pesawat Embraer ini sudah dilakukan pada 21 Juni 2011. Namun, pengirimannya sempat tertunda akibat belum adanya kesepakatan harga pesawat.
"Pada 2013 pesawatnya sudah mulai dikirim. Pengirimannya baru tuntas dalam dua tahun," ungkapnya.
Ia menambahkan, kedatangan pesawat itu tergantung dari ketersediaan kru, baik pilot, co pilot, maupun awak kabin. Nantinya, 20 pesawat jet Embraer ini diperuntukkan bagi Nam Air, pesawat dengan pelayanan penuh (full services).
"Yang Nam Air ini kita rencananya mau pakai Embrear. Nanti itu 'full services'," tuturnya.
Diakuinya, Nam Air ini direncanakan mulai beroperasi pada 2013 mendatang. Nam Air akan melayani pasar domestik terlebih dahulu.
Selain membeli pesawat Embraer, Sriwijaya juga akan memborong 20 pesawat Boeing tipe 737-800 NG senilai 1,5 miliar dolar AS (Rp14,38 Triliun). Pesawat ini untuk memperbesar wilayah terbang perusahaan ke seluruh Indonesia.
"Pengiriman mulai bulan ini dan diharapkan dua tahun lagi semua terkirim," imbuhnya.
Sriwijaya juga berencana meremajakan pesawat Boeing dari tipe 737-200 ke tipe 737-500 sebanyak 12 unit. Sementara itu, pesawat "familiy" akan diganti dengan tipe 737-800.
Ia mengakui, saat ini ketepatan waktu terbang (on time performance/OTP) Sriwijaya nomor dua setelah Garuda Indonesia. Untuk pengangkutan penumpang, Sriwijaya di urutan ketiga, dengan pangsa pasar 12-13 persen.
"Tahun lalu, penumpang 9 juta. Tahun ini kita harapkan bisa 11 juta penumpang, di mana Agustus kemarin sudah capai target," tuturnya.
Ia optimistis dengan adanya penambahan pesawat, pertumbuhan penumpang tiap tahunnya diharapkan tumbuh 15 persen.
(KR-SSB)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012