Jakarta (ANTARA Kalbar) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Amidhan, menyesalkan aksi unjuk rasa memprotes film buatan AS yang anti-Islam "Innocence of Muslims" yang berujung anarkis yang terjadi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat pada Senin sore kemarin.

"MUI menyesalkan terjadinya anarkisme di depan Kedubes AS tersebut," ujar KH Amidhan di Jakarta, Selasa.

Anarkisme itu terjadi, lanjut dia, karena minimnya komunikasi antara pendemo dan aparat keamanan.

"Mereka datang baik-baik tapi ternyata dibatasi. Menurut hemat saya, itu tidak perlu dibatasi jumlahnya, yang dibatasi itu bagaimana caranya agar tidak anarkis," tambah dia.

Indonesia, lanjutnya, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia wajar jika bereaksi terhadap film yang menghina nabi besar umat Muslim tersebut, Muhammad.

"Kasus penghinaan itu luar biasa. Sangat menyakitkan hati umat Muslim. Tapi kita harus menanggapinya dengan sejuk dan damai, karena Islam itu sendiri artinya damai." Sebagai Muslim, tambah dia, hendaknya bersikap tegas bukan mengedepankan nilai-nilai kekerasan.

"Kita Islam moderat, tegas tapi tidak boleh keras," tegas dia.

Amidhan juga meminta agar pembuat film tersebut diadili karena pembuatan film tersebut bertentangan dengan HAM internasional.

"Penggiat HAM yang selama ini berkoar-koar hendaknya jangan hanya diam saja," imbuhnya.

Aksi unjuk rasa pada Senin, diikuti sekitar 400 orang demonstran dari berbagai ormas Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI). Mereka melakukan aksi long march dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) sampai ke depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Namun kemudian, aksi yang semula damai berlangsung ricuh dan mengakibatkan sejumlah aparat keamanan luka-luka.

(I025)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012