Batam (ANTARA Kalbar) - Para nelayan Kabupaten Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, mengekspor ikan Napoleon hingga 300 ton per bulan bernilai sekitar Rp3 miliar, kata Wakil Bupati Abdul Haris di Batam, Sabtu.

Ia mengatakan, ikan napoleon dibudidayakan nelayan setelah sebelumnya ditangkap dari perairan Anambas hingga Laut China Selatan. Biasanya, ikan itu diekspor ke Hong Kong.

Budidaya ikan yang harga satu ekornya bisa mencapai Rp1 juta itu dilakukan secara tradisional oleh warga setempat.

Menurut wakil bupati, masyarakat pesisir sangat bergantung hidup pada penjualan ikan yang dinyatakan hampir punah itu.

Terdapat lebih dari 100 kelompok budidaya ikan napoleon di Anambas, tersebar di hampir setiap pulau yang dihuni masyarakat.

Mengenai rencana pemerintah pusat untuk menghentikan ekspor ikan Napoleon, ia mengatakan pemerintah kabupaten berharap ada pengecualian untuk Anambas.

Budidaya dan tangkap ikan napoleon adalah mata pencarian utama masyarakat Anambas.

Menurut dia, budidaya dan tangkap ikan napoleon di Anambas harus didukung demi perekonomian masyarakat.  "Yang perlu adalah pengaturan dan pengawasan agar tidak terjadi kelangkaan ikan Napoleon," kata dia.

(Y011)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012