Pontianak (ANTARA Kalbar) - Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Golkar meminta penyampaian penghitungan cepat (quick count) dalam Pemilihan Gubernur Kalimantan Barat tidak menimbulkan penyesatan opini.
Ketua Balitbang DPP Partai Golkar, Indra J Piliang dalam keterangan tertulis di Pontianak, Sabtu menyatakan, integritas dari lembaga yang melakukan penghitungan cepat juga harus kredibel.
"Kami menyayangkan klaim kemenangan hingga 51 persen dalam Pilkada Kalbar yang disebutkan calon yang juga 'incumbent', Cornelis. Karena klaim kemenangan 51 persen hasil penghitungan cepat dari lembaga yang integritasnya belum diketahui akan membuat penyesatan opini," kata dia.
Ia melanjutkan, sepatutnya penghitungan cepat itu dilakukan lembaga survei independen yang sudah teruji dalam ratusan Pilkada.
"Bukan sepihak oleh lembaga yang belum pernah melakukan itu," kata dia.
Ia menambahkan, klaim kemenangan tersebut, selain dapat mengganggu konsentrasi KPU dalam bekerja juga memicu kegaduhan serta menciptakan situasi yang tidak kondusif.
Ia mengungkapkan, dari data yang masuk, pasangan Morkes Effendi - Burhanuddin AR yang diusung Partai Golkar, menang di delapan kabupaten/kota secara signifikan.
Indra juga meminta kepada seluruh relawan dan tim sukses untuk menjaga suara yang masuk agar tidak terjadi kecurangan.
"Terutama untuk terus menjaga formulir C1 hingga sampai ke KPU Provinsi Kalbar," katanya menegaskan.
Selain itu, ia juga meminta media massa baik yang berada di Kalbar dan utamanya media nasional untuk dapat melakukan kontrol secara efektif terhadap pelaksanaan Pilkada Kalbar yang pelaksanaannya bertepatan dengan putaran ke-2 Pilkada DKI Jakarta.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Ketua Balitbang DPP Partai Golkar, Indra J Piliang dalam keterangan tertulis di Pontianak, Sabtu menyatakan, integritas dari lembaga yang melakukan penghitungan cepat juga harus kredibel.
"Kami menyayangkan klaim kemenangan hingga 51 persen dalam Pilkada Kalbar yang disebutkan calon yang juga 'incumbent', Cornelis. Karena klaim kemenangan 51 persen hasil penghitungan cepat dari lembaga yang integritasnya belum diketahui akan membuat penyesatan opini," kata dia.
Ia melanjutkan, sepatutnya penghitungan cepat itu dilakukan lembaga survei independen yang sudah teruji dalam ratusan Pilkada.
"Bukan sepihak oleh lembaga yang belum pernah melakukan itu," kata dia.
Ia menambahkan, klaim kemenangan tersebut, selain dapat mengganggu konsentrasi KPU dalam bekerja juga memicu kegaduhan serta menciptakan situasi yang tidak kondusif.
Ia mengungkapkan, dari data yang masuk, pasangan Morkes Effendi - Burhanuddin AR yang diusung Partai Golkar, menang di delapan kabupaten/kota secara signifikan.
Indra juga meminta kepada seluruh relawan dan tim sukses untuk menjaga suara yang masuk agar tidak terjadi kecurangan.
"Terutama untuk terus menjaga formulir C1 hingga sampai ke KPU Provinsi Kalbar," katanya menegaskan.
Selain itu, ia juga meminta media massa baik yang berada di Kalbar dan utamanya media nasional untuk dapat melakukan kontrol secara efektif terhadap pelaksanaan Pilkada Kalbar yang pelaksanaannya bertepatan dengan putaran ke-2 Pilkada DKI Jakarta.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012