Pontianak (ANTARA Kalbar) - Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Barat, Alexius Akim mengharapkan sejumlah pihak di daerah tersebut memberi penghormatan kepada guru yang membentuk pendidikan karakter bagi siswa meski prestasi nilai belum memuaskan.

"Pendidikan itu berproses. Tidak seperti membalikkan telapak tangan. Apa yang kita lakukan hari ini baru dapat dirasakan pada 10 tahun yang akan datang," kata Kadis Pendidikan Kalbar, Alexius Akim di Pontianak, Rabu.

Ia menyatakan itu sehubungan pendapat kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalbar yang dikemukakan dalam laporan Panitia Khusus I pembahas Laporan pertanggungjawaban akhir masa jabatan Gubernur Kalbar bahwa prestasi pendidikan di daerah itu masih rendah.

Pada salah satu kutipan laporan Pansus I tersebut disebutkan indeks pembangunan manusia (IPM) khususnya pada parameter pembangunan bidang pendidikan, meliputi ketersediaan, keterjangkauan, kualitas atau mutu dan relevansi, kesetaraan dan kepastian atau keterjaminan di Kalbar masa bakti 2008-2013 terjadi sedikit peningkatan.

Tetapi peningkatan tersebut tetap saja menempati posisi atau rangking pembangunan pendidikan Kalbar pada papan bawah (jongkok).

Faktanya posisi pendidikan Kalbar masih ranking 27 dari 33 provinsi, artinya terjadi peningkatan yang tidak signifikan. Sedangkan provinsi lain mengalami peningkatan yang sangat tinggi.

Anggota DPRD juga menyatakan prestasi yang sudah dicapai hanya kasuistik yakni yang terjadi di sekolah swasta. Sementara sekolah yang didanai dari APBD dan APBN belum menunjukkan prestasi.

Menanggapi itu, Alexius Akim mengatakan ukuran prestasi bukan hanya dari nilai saja, tetapi juga bisa pada faktor lainnya. Jika dibandingkan sekolah di luar yang rentan kasus tawuran, ia mengatakan khusus Kalbar itu bisa dikatakan tidak terjadi.

"Saya tidak mengatakan menjamin. Tetapi coba lihatlah," katanya lagi.

Karena itu, Akim mengharapkan sejumlah pihak tidak selalu menyalahkan para guru di Kalbar karena masalah pendidikan yang masih kurang mengingat mereka telah mengajarkan pendidikan karakter atau moral kepada murid-muridnya.

"Jadi prestasi jangan hanya dilihat dari nilai," katanya.

Ia mengharapkan para guru mendapatkan tempat yang layak (baik) di mata masyarakat. "Maka dari itu, tolong hormati guru," katanya setengah berharap.

Akim juga menyebut masih rendahnya hasil uji kompetensi guru di Kalbar terkait dengan masalah lemahnya pemahaman terhadap teknologi informasi. "Guru itu tidak hanya di kota, tetapi juga banyak di daerah-daerah (terpencil)," kata Akim.

(N005)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012