Jombang (ANTARA Kalbar) - Warga Tionghoa dari sejumlah daerah di Jawa Timur ikut memeriahkan peringatan 1.000 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang dengan menggelar festival liong.

"Kami sengaja ikut memeriahkan acara peringatan ini. Kami sangat mengapresiasi Gus Dur. Beliau adalah sosok Presiden yang sangat menunjung tinggi pluralisme," kata Candra Iwanto, salah seorang koordinator kesenian liong asal Jombang, Sabtu.

Ia mengaku, sangat senang dengan kepemimpinan Gus Dur. Gus Dur dinilai sebagai sosok yang tidak membeda-bedakan antara kelompok satu dengan lainnya. Bahkan, pada kelompok minoritas seperti warga Tionghoa pun, sangat diperhatikan.

"Beliau selalu membantu setiap elemen masyarakat, dan tidak pernah membeda-bedakan etnis. Beliau tidak pernah membedakan suku, agama, ras, dan budaya," katanya.

Pihaknya juga mendesak kepada pemerintah agar segera menetapkan status Gus Dur sebagai pahlawan nasional.

Sementara itu, panitia acara peringatan 1.000 hari wafatnya Gus Dur, Lukman mengaku sangat berterima kasih dengan dukungan dari warga Tionghoa yang ikut memeriahkan acara dengan menggelar festival liong.

(pso-130)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012