Pontianak (ANTARA Kalbar) - Asisten III Bidang Umum dan Pemerintahan Setda Kalimantan Barat Kartius mengatakan perpanjangan landasan pacu Bandar Udara Supadio Pontianak lebih mendesak.
"Sebenarnya, seharusnya landasan pacu terlebih dahulu yang perlu dipercepat realisasinya," kata Kartius saat dihubungi di Pontianak, Sabtu.
Saat ini PT Angkasa Pura II sedang merenovasi terminal dan memperluas parkir di Bandara Supadio Pontianak.
Menurut Kartius, kalau landasan pacu diperpanjang, maka akan membuka peluang pesawat berbadan lebar untuk mendarat di Bandara Supadio.
Sementara, selama ini, kata dia, dengan panjang landasan yang terbatas, pesawat yang dapat mendarat relatif kecil.
"Maskapai tidak maksimal membawa penumpang. Akibatnya, pada musim tertentu, harga tiket menjadi sangat mahal, dari dan ke Pontianak," kata Kartius.
Ia mengatakan, kalau pihak Angkasa Pura II ingin memperpanjang landasan pacu, Pemprov Kalbar siap memberi dukungan.
"Misalnya untuk membebaskan lahan, sekitar 30 hektare. Meski Pemprov tidak ada keuntungan apa-apa dari itu," katanya.
Pemerintah daerah, kata dia, tidak mempunyai kewenangan terhadap bandara. "Jadi, salah kalau menganggap pemda tidak apresiatif," katanya.
Ia mengkritisi kualitas Bandara Supadio yang dikelola Angkasa Pura II tersebut.
Menurut dia, di beberapa daerah yang bandaranya tidak dikelola Angkasa Pura, kondisinya lebih baik.
Ia mencontohkan bandara di Kendari, Sulawesi Tenggara, dan Batu, Malang (Jawa Timur).
"Yang mengelola Kementerian Perhubungan bersama pemprov setempat," katanya.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Sebenarnya, seharusnya landasan pacu terlebih dahulu yang perlu dipercepat realisasinya," kata Kartius saat dihubungi di Pontianak, Sabtu.
Saat ini PT Angkasa Pura II sedang merenovasi terminal dan memperluas parkir di Bandara Supadio Pontianak.
Menurut Kartius, kalau landasan pacu diperpanjang, maka akan membuka peluang pesawat berbadan lebar untuk mendarat di Bandara Supadio.
Sementara, selama ini, kata dia, dengan panjang landasan yang terbatas, pesawat yang dapat mendarat relatif kecil.
"Maskapai tidak maksimal membawa penumpang. Akibatnya, pada musim tertentu, harga tiket menjadi sangat mahal, dari dan ke Pontianak," kata Kartius.
Ia mengatakan, kalau pihak Angkasa Pura II ingin memperpanjang landasan pacu, Pemprov Kalbar siap memberi dukungan.
"Misalnya untuk membebaskan lahan, sekitar 30 hektare. Meski Pemprov tidak ada keuntungan apa-apa dari itu," katanya.
Pemerintah daerah, kata dia, tidak mempunyai kewenangan terhadap bandara. "Jadi, salah kalau menganggap pemda tidak apresiatif," katanya.
Ia mengkritisi kualitas Bandara Supadio yang dikelola Angkasa Pura II tersebut.
Menurut dia, di beberapa daerah yang bandaranya tidak dikelola Angkasa Pura, kondisinya lebih baik.
Ia mencontohkan bandara di Kendari, Sulawesi Tenggara, dan Batu, Malang (Jawa Timur).
"Yang mengelola Kementerian Perhubungan bersama pemprov setempat," katanya.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012