Jakarta (ANTARA Kalbar) - Di kota-kota besar banyak terjadi penurunan jumlah dan kualitas
sperma, sebagaimana diutarakan oleh CEO Morula In Vitro Fertilization
Indonesia, Dr. Ivan Sini, MD, SPOG.
"Sudah ada penelitian yang menyatakan hal ini, ditambah standarisasi jumlah sperma yang dinyatakan WHO juga mengalami penurunan angka," kata Ivan pada jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Ivan memaparkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada dekade 70an menyatakan bahwa standar jumlah sperma sehat dalam satu cc adalah 20 juta. Namun kini, standar itu mengalami penurunan menjadi 15 juta sperma tiap satu cc.
Lebih lanjut Ivan menyatakan hal ini terjadi karena adanya 'declining male syndrome' atau terjadinya ketidakseimbangan atau perubahan hormon pada tubuh pria akibat pola dan gaya hidup.
"Semakin ke depan, tekanan hidup atau stress juga semakin meningkat. Gaya hidup juga semakin tidak sehat. Merokok, pola makan salah, dan kurangnya berolah raga bisa menjadi penyebab terjadinya declining male syndrome," demikian Ivan.
(M048)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Sudah ada penelitian yang menyatakan hal ini, ditambah standarisasi jumlah sperma yang dinyatakan WHO juga mengalami penurunan angka," kata Ivan pada jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Ivan memaparkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada dekade 70an menyatakan bahwa standar jumlah sperma sehat dalam satu cc adalah 20 juta. Namun kini, standar itu mengalami penurunan menjadi 15 juta sperma tiap satu cc.
Lebih lanjut Ivan menyatakan hal ini terjadi karena adanya 'declining male syndrome' atau terjadinya ketidakseimbangan atau perubahan hormon pada tubuh pria akibat pola dan gaya hidup.
"Semakin ke depan, tekanan hidup atau stress juga semakin meningkat. Gaya hidup juga semakin tidak sehat. Merokok, pola makan salah, dan kurangnya berolah raga bisa menjadi penyebab terjadinya declining male syndrome," demikian Ivan.
(M048)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012