Pontianak (ANTARA Kalbar) - Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat, meminta PT Pertamina Wilayah Kalimantan Barat transparan terkait stok bahan bakar minyak sehingga tidak membuat panik masyarakat seandainya terjadi keterlambatan pengiriman.

"Harusnya Pertamina punya stok BBM minimal selama sepuluh hari, tetapi kenapa hanya keterlambatan pengiriman satu hari dampaknya sudah luar biasa," kata Wali Kota Pontianak Sutarmidji di Pontianak, Jumat.

Sutarmidji menilai, manajemen Pertamina terkesan amburadul karena akibat keterlambatan pengiriman satu hari saja sudah terjadi antrean panjang pada setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

"Kami memang tidak bisa intervensi terhadap Pertamina, karena memang bukan wewenang pemerintah daerah," kata Sutarmidji.

Sejak Sabtu (10/11) hingga Senin (11/11) terjadi antrean panjang kendaraan roda dua dan empat di setiap SPBU di Kota Pontianak dan sekitarnya, akibat keterlambatan pengiriman BBM jenis premium dari Depot Pertamina Siantan ke setiap SPBU.

Sebelumnya, Sales Representative Wilayah VII Pertamina Kalbar Fakhri Rizal Hasibuan menyatakan kelangkaan BBM jenis premium karena keterlambatan kedatangan kapal tanker yang membawa sekitar 2.200 kiloliter premium dari Pertamina Plaju ke Depot Pertamina Siantan.

"Seharusnya kapal tanker itu tiba di Pelabuhan Depot Pertamina Siantan, Sabtu (10/11), tetapi baru tiba ke Pontianak, Minggu (11/11) pukul 15.30 WIB, karena kapal tanker itu mengalami kerusakan mesin sehingga berdampak pada keterlambatan pengiriman BBM jenis premium ke sejumlah SPBU di Kota Pontianak dan Kalbar umumnya," ungkapnya.

Menurut dia, distribusi sudah dilakukan sejak Minggu (11/11) mulai pukul 20.00 WIB hingga 24.00 WIB ke sejumlah SPBU di Kalbar.

Fakhri menambahkan, pada Senin (hari ini) juga telah datang kapal tanker yang membawa sekitar 3.800 kilo liter premium, sehingga stok premium cukup untuk satu minggu ke depan, dan Kamis (15/11) juga sudah datang kapal tanker yang membawa premium, sementara untuk solar aman.

(A057)

 

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012