Kuta (ANTARA Kalbar) - Wakil Menteri Kesehatan Prof Ali Ghufron Mukti mengatakan, hingga saat ini Indonesia masih mengalami kekurangan ahli bedah mulut.

"Ahli atau spesialis bedah mulut di Indonesia baru 285 orang. Jumlah ini masih kurang sehingga pemerintah akan terus berupaya meningkatkan jumlahnya," katanya usai membuka "Asian Congress of Oral and Maxillofacial Surgeons (ACOMS)" yang ke-10 di Kuta, Badung, Jumat.

Menurut dia, idealnya jumlah ahli bedah mulut di Tanah Air sekitar 1.000 orang supaya semakin banyak masyarakat yang mengalami kelainan celah bibir (sumbing) dan kelainan langit-langit bibir bisa terlayani. Diharapkan dengan demikian fungsi menelan dan bicara masyarakat yang mengalami kelainan bisa diatasi dengan operasi.

Khusus untuk di wilayah Nusa Tenggara Timur saja, ujar dia, semenjak tahun 1986 hingga saat ini setidaknya sudah lebih dari 3.000 masyarakat yang menjalani operasi bedah mulut.

"Untuk menambah ahli bedah mulut, pemerintah memfasilitasi dalam pemberian beasiswa baik untuk spesialis maupun tingkat diploma," ucapnya di sela kongres internasional yang dihadiri perwakilan dari 33 negara itu.

Penambahan ahli bedah mulut menjadi semakin penting karena seiring dengan sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan akan dibentuknya Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS). Warga yang mengalami  kelainan oral maupun gigi, yang termasuk kategori miskin dan hampir miskin nantinya bisa mendapatkan layanan secara cuma-cuma.

Di sisi lain, pemerintah juga akan menambah pusat-pusat pendidikan dan pengoperasian dengan mutu yang semakin meningkat supaya pelayanan ke masyarakat menjadi lebih baik lagi.

Pemerintah, lanjut dia, menargetkan sampai 2014 akan ada 3.400 dokter spesialis. "Ini bukan spesialis oral (bedah mulut) saja, tetapi spesialis secara keseluruhan," kata Ali Ghufron.

(KR-LHS)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012