Jakarta (ANTARA Kalbar) - Organisasi kemasyarakatan Muhammadiyah diusianya yang mencapai satu abad terus meningkatkan peran dan memberikan sumbangsihnya bukan hanya di Indonesia tapi juga hingga ke luar negeri.
"Muhammadiyah menyadari tidak cukup berbuat untuk Indonesia, sekarang sudah bergerak ke luar negeri dengan terlibat dalam berbagai proses perdamaian," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin pada perayaan seabad Muhammadiyah di Jakarta, Minggu.
Din mencontohkan peran Muhammadiyah dalam proses perdamaian antarkelompok yang bertikai di Filipina dan Thailand. Selain itu juga membuat sejumlah nota kesepahaman dengan pemerintah negara barat dan negara non muslim.
"Inilah Muhammadiyah, dan ke depan juga jati diri tidak berbeda hanya ada penyesuaian dengan situasi dan kondisi baru," tambah Din.
Memasuki abad kedua, Din mengatakan, Muhammadiyah sudah menyediakan konsep yang disebut pernyataan pikiran Muhammadiyah abad kedua yang merupakan kesepakatan Mukhtamar di Yogyakarta pada 2010.
"Kami menyadari tantangan ke depan semakin kompleks, terutama dinamika eksternal, Indonesia yang terus berubah, terjadi perubahan politik, ekonomi, sosial dan budaya begitu juga pada tataran global yang berdampak pada dalam negeri," kata Din.
Muhammadiyah menyiapkan diri dalam dua hal yaitu jangka pendek sebagai mekanisme pertahanan diri dan jangka panjang lewat strategi kebudayaan.
Langkah-langkah tersebut djabarkan dalam beberapa hal yaitu menformulasi tantangan, revitalisasi gerakan, memperkuat kembali etos Muhammadiyah yang bisa bertahan selama seabad.
Di samping itu, Muhammadiyah ke depan akan lebih meningkatkan kualitas sedangkan dari segi kuantitas selama ini Muhammadiyah sudah memberikan yang terbaik kepada bangsa melalui berbagai lembaga pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.
"Kami menyadari ke depan perlu segera meningkatkan kualitas, bukan lagi angka yang dihitung. Kami tidak perduli jika massa kami sedikit yang penting berkualitas," ujar dia.
Muhammadiyah juga menghimpun kekuatan yang bersifat logistik sambi bermitra dengan berbagai pihak.
(D016)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Muhammadiyah menyadari tidak cukup berbuat untuk Indonesia, sekarang sudah bergerak ke luar negeri dengan terlibat dalam berbagai proses perdamaian," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin pada perayaan seabad Muhammadiyah di Jakarta, Minggu.
Din mencontohkan peran Muhammadiyah dalam proses perdamaian antarkelompok yang bertikai di Filipina dan Thailand. Selain itu juga membuat sejumlah nota kesepahaman dengan pemerintah negara barat dan negara non muslim.
"Inilah Muhammadiyah, dan ke depan juga jati diri tidak berbeda hanya ada penyesuaian dengan situasi dan kondisi baru," tambah Din.
Memasuki abad kedua, Din mengatakan, Muhammadiyah sudah menyediakan konsep yang disebut pernyataan pikiran Muhammadiyah abad kedua yang merupakan kesepakatan Mukhtamar di Yogyakarta pada 2010.
"Kami menyadari tantangan ke depan semakin kompleks, terutama dinamika eksternal, Indonesia yang terus berubah, terjadi perubahan politik, ekonomi, sosial dan budaya begitu juga pada tataran global yang berdampak pada dalam negeri," kata Din.
Muhammadiyah menyiapkan diri dalam dua hal yaitu jangka pendek sebagai mekanisme pertahanan diri dan jangka panjang lewat strategi kebudayaan.
Langkah-langkah tersebut djabarkan dalam beberapa hal yaitu menformulasi tantangan, revitalisasi gerakan, memperkuat kembali etos Muhammadiyah yang bisa bertahan selama seabad.
Di samping itu, Muhammadiyah ke depan akan lebih meningkatkan kualitas sedangkan dari segi kuantitas selama ini Muhammadiyah sudah memberikan yang terbaik kepada bangsa melalui berbagai lembaga pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.
"Kami menyadari ke depan perlu segera meningkatkan kualitas, bukan lagi angka yang dihitung. Kami tidak perduli jika massa kami sedikit yang penting berkualitas," ujar dia.
Muhammadiyah juga menghimpun kekuatan yang bersifat logistik sambi bermitra dengan berbagai pihak.
(D016)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012