Pontianak (ANTARA Kalbar) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Kalimantan Barat, Gatot Rudiyono mengungkapkan, Pemerintah akan
membangun pelabuhan perikanan skala internasional di Temajuk, Kecamatan
Paloh, Kabupaten Sambas, yang berbatasan dengan Sarawak, Malaysia.
Menurut Gatot Rudiyono saat dihubungi di Pontianak, Jumat, mengatakan, saat ini sudah melakukan tahapan studi kelayakan untuk pembangunan pelabuhan sarana dan prasarana.
"Setelah itu baru survei izin sertifikasi dan desain," kata Gatot Rudiyono.
Ia melanjutkan, di sekitar pelabuhan tersebut, potensi ikan sangat besar. Namun selama ini belum dimanfaaatkan secara maksimal. Bahkan terkadang nelayan Malaysia masuk hingga wilayah perairan Kecamatan Paloh.
"Letak pelabuhan di perbatasan, sekaligus untuk menjaga wilayah perbatasan perairan agar potensi ikan tidak kerap dicuri nelayan asing," ungkap dia.
Ia menambahkan, selain menjadi area tambatan kapal nelayan Kalbar, juga dimanfaatkan memantau kapal asing di perairan Laut Natuna, yang berbatasan dengan Tanjung Datuk, Malaysia.
"Nelayan asing, silahkan membeli ikan dari nelayan kita di dermaga tersebut," kata ujar Gatot.
Sementara itu dalam dua bulan terakhir tangkapan nelayan di Kalbar mengalami peningkatan Ia optimistis produksi ikan tahun ini akan mencapai target. "Mudah-mudahan dengan meningkatnya hasil panen nelayan, juga bisa menambah penghasilan para nelayan," kata Gatot Rudiyono.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalbar juga akan memperbanyak mesin pendingin sehingga nelayan mampu menyimpan ikan pada musim panen dan sebaliknya, menjual ketika hasil tangkapan berkurang.
Saat ini, pihaknya sudah mengajukan pengadaan mesin pendingin ke pemerintah pusat untuk beberapa kabupaten yang ada di daerah pesisir Kalbar.
"Yakni untuk Kabupaten Pontianak, Bengkayang, Ketapang, Kayong Utara, Sambas, dan Kota Singkawang," ujar dia.
Sedangkan kekurangan dana untuk pengadaan mesin pendingin itu akan dialokasikan melalui APBD. Ia mengakui, penanganan terhadap ikan hasil panen dan tangkapan menjadi prioritas. "Supaya harga ikan tetap stabil dan ikannya tetap bagus," kata dia menegaskan.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Menurut Gatot Rudiyono saat dihubungi di Pontianak, Jumat, mengatakan, saat ini sudah melakukan tahapan studi kelayakan untuk pembangunan pelabuhan sarana dan prasarana.
"Setelah itu baru survei izin sertifikasi dan desain," kata Gatot Rudiyono.
Ia melanjutkan, di sekitar pelabuhan tersebut, potensi ikan sangat besar. Namun selama ini belum dimanfaaatkan secara maksimal. Bahkan terkadang nelayan Malaysia masuk hingga wilayah perairan Kecamatan Paloh.
"Letak pelabuhan di perbatasan, sekaligus untuk menjaga wilayah perbatasan perairan agar potensi ikan tidak kerap dicuri nelayan asing," ungkap dia.
Ia menambahkan, selain menjadi area tambatan kapal nelayan Kalbar, juga dimanfaatkan memantau kapal asing di perairan Laut Natuna, yang berbatasan dengan Tanjung Datuk, Malaysia.
"Nelayan asing, silahkan membeli ikan dari nelayan kita di dermaga tersebut," kata ujar Gatot.
Sementara itu dalam dua bulan terakhir tangkapan nelayan di Kalbar mengalami peningkatan Ia optimistis produksi ikan tahun ini akan mencapai target. "Mudah-mudahan dengan meningkatnya hasil panen nelayan, juga bisa menambah penghasilan para nelayan," kata Gatot Rudiyono.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalbar juga akan memperbanyak mesin pendingin sehingga nelayan mampu menyimpan ikan pada musim panen dan sebaliknya, menjual ketika hasil tangkapan berkurang.
Saat ini, pihaknya sudah mengajukan pengadaan mesin pendingin ke pemerintah pusat untuk beberapa kabupaten yang ada di daerah pesisir Kalbar.
"Yakni untuk Kabupaten Pontianak, Bengkayang, Ketapang, Kayong Utara, Sambas, dan Kota Singkawang," ujar dia.
Sedangkan kekurangan dana untuk pengadaan mesin pendingin itu akan dialokasikan melalui APBD. Ia mengakui, penanganan terhadap ikan hasil panen dan tangkapan menjadi prioritas. "Supaya harga ikan tetap stabil dan ikannya tetap bagus," kata dia menegaskan.
(T011)
Editor : Zaenal A.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012