Beijing (ANTARA
News) - Seorang gadis Tibet berusia 16 tahun meninggal dunia setelah
membakar diri di daerah tempat protes untuk menentang kekuasaan Beijing,
media pemerintah China Xin Hua memberitakan, Senin.
Murid Sekolah Dageri tersebut mengorbankan diri di barat laut Qinghai, China, wilayah populasi tertinggi etnis Tibet, sebelum pukul 19.00 waktu setempat, Minggus, demikian laporan Xin Hua.
Tubuhnya dikremasi empat jam kemudian dan dikembalikan ke keluarga, sementara pejabat pemerintah setempat sedang menyelidiki peristiwa tersebut.
Lebih dari 90 orang Tibet membakar diri sejak 2009 sebagai bentuk protes kepada pemerintah dataran tinggi Tibet China. Menurut kelompok Hak Asasi Manusia, frekuensi insiden tersebut meningkat tajam pada November, dan sebagian besar meninggal.
Menurut daftar yang disusun sebuah kelompok HAM yang berbasis di London, kampanye Free Tibet dilakukan oleh gadis-gadis muda Tibet dengan cara membakar diri mereka sendiri.
Xin Hua melaporkan bahwa seorang biarawan dan keponakannya ditahan karena menghasut delapan orang Tibet untuk membakar diri.
Banyak orang Tibet di China menuduh pemerintah melakukan penindasan agama dan mengikis budaya mereka, karena mayoritas kelompok etnis Han semakin bergerak ke daerah-daerah yang memiliki sejarah yang minoritas.
Beijing menyangkal tuduhan tersebut, dengan mengatakan bahwa orang Tibet menikmati kebebasan beragama. Poin pemerintah yang dibesar-besarkan adalah terus-menerus melakukan investasi dan dikatakan membawa modernisasi dan standar hidup lebih baik ke Tibet.
(S038)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Murid Sekolah Dageri tersebut mengorbankan diri di barat laut Qinghai, China, wilayah populasi tertinggi etnis Tibet, sebelum pukul 19.00 waktu setempat, Minggus, demikian laporan Xin Hua.
Tubuhnya dikremasi empat jam kemudian dan dikembalikan ke keluarga, sementara pejabat pemerintah setempat sedang menyelidiki peristiwa tersebut.
Lebih dari 90 orang Tibet membakar diri sejak 2009 sebagai bentuk protes kepada pemerintah dataran tinggi Tibet China. Menurut kelompok Hak Asasi Manusia, frekuensi insiden tersebut meningkat tajam pada November, dan sebagian besar meninggal.
Menurut daftar yang disusun sebuah kelompok HAM yang berbasis di London, kampanye Free Tibet dilakukan oleh gadis-gadis muda Tibet dengan cara membakar diri mereka sendiri.
Xin Hua melaporkan bahwa seorang biarawan dan keponakannya ditahan karena menghasut delapan orang Tibet untuk membakar diri.
Banyak orang Tibet di China menuduh pemerintah melakukan penindasan agama dan mengikis budaya mereka, karena mayoritas kelompok etnis Han semakin bergerak ke daerah-daerah yang memiliki sejarah yang minoritas.
Beijing menyangkal tuduhan tersebut, dengan mengatakan bahwa orang Tibet menikmati kebebasan beragama. Poin pemerintah yang dibesar-besarkan adalah terus-menerus melakukan investasi dan dikatakan membawa modernisasi dan standar hidup lebih baik ke Tibet.
(S038)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012