Jakarta (ANTARA Kalbar) - Asupan gula berlebih bisa mengganggu proses belajar anak karena
adanya gangguan konsentrasi di otak, ujar dokter spesialis anak endokrin
dari FKUI, Dr. Aman Pulungan, Sp.A(K), pada jumpa pers di Jakarta,
Rabu.
"Kadar glukosa darah terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mengganggu proses belajar dan memori yang berhubungan dengan konsentrasi anak. Bahkan bila berlangsung berkepanjangan, dapat merusak jaringan otak," papar Aman.
Pada kesempatan yang sama, dokter spesialis jiwa anak, Dr. Tjhin Wiguna Sp. KJ(K), mengatakan bahwa asupan gula yang berlebihan juga bisa mengakibatkan perubahan pada perilaku dan keadaan emosional anak.
"Asupan gula berlebih bisa membuat anak menjadi lebih aktif dalam waktu singkat, apalagi pada anak usia pra sekolah," kata Tjhin.
Tjhin juga menambahkan bahwa perilaku aktif dan agresif tersebut akan menurunkan kualitas belajar anak.
"Gula dengan cepat akan meningkatkan energi anak karena kadar glukosa dalam darah yang meningkat tinggi," ujar Tjhin.
Padahal, seiring dengan meningkatnya glukosa dalam darah secara drastis, maka insulin juga akan meningkatkan produksi untuk memecah glukosa tersebut.
Insulin yang cenderung tinggi justru akan membuat anak menjadi lebih mudah lelah.
"Yang terbaik adalah anak mengkonsumsi makanan dengan protein tinggi dan rendah karbohidrat sebelum melakukan pekerjaan rumit yang membutuhkan konsentrasi dan kewaspadaan," kata Tjhin.
(M048)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Kadar glukosa darah terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mengganggu proses belajar dan memori yang berhubungan dengan konsentrasi anak. Bahkan bila berlangsung berkepanjangan, dapat merusak jaringan otak," papar Aman.
Pada kesempatan yang sama, dokter spesialis jiwa anak, Dr. Tjhin Wiguna Sp. KJ(K), mengatakan bahwa asupan gula yang berlebihan juga bisa mengakibatkan perubahan pada perilaku dan keadaan emosional anak.
"Asupan gula berlebih bisa membuat anak menjadi lebih aktif dalam waktu singkat, apalagi pada anak usia pra sekolah," kata Tjhin.
Tjhin juga menambahkan bahwa perilaku aktif dan agresif tersebut akan menurunkan kualitas belajar anak.
"Gula dengan cepat akan meningkatkan energi anak karena kadar glukosa dalam darah yang meningkat tinggi," ujar Tjhin.
Padahal, seiring dengan meningkatnya glukosa dalam darah secara drastis, maka insulin juga akan meningkatkan produksi untuk memecah glukosa tersebut.
Insulin yang cenderung tinggi justru akan membuat anak menjadi lebih mudah lelah.
"Yang terbaik adalah anak mengkonsumsi makanan dengan protein tinggi dan rendah karbohidrat sebelum melakukan pekerjaan rumit yang membutuhkan konsentrasi dan kewaspadaan," kata Tjhin.
(M048)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012