Pontianak (ANTARA Kalbar) - Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat siap menjamin ketersediaan uang kartal hingga ke pelosok atau pedalaman maupun wilayah perbatasan.
"Meski berada di daerah yang jauh, nilai dari uang itu sendiri harus sama, baik di Jakarta maupun seluruh Indonesia," kata Kepala BI Perwakilan Kalbar Hilman Tisnawan saat bertemu jajaran LKBN ANTARA Biro Kalbar di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan untuk membawa uang hingga daerah yang jauh, dibutuhkan biaya angkut.
Biaya angkut tersebut menyangkut banyak hal diantaranya guna menjamin segi keamanan pengiriman.
"Kalau dihitung, dengan biaya angkut tadi, untuk satu lembar uang kertas Rp100 ribu, mungkin nilainya tidak segitu. Tapi jadi Rp120 ribu," ujar dia.
Namun, lanjut dia, menjadi fungsi BI untuk menjamin nilai uang rupiah sama di seluruh pelosok negeri.
"Dan BI adalah lembaga nirlaba, yang tidak mengambil keuntungan," kata Hilman Tisnawan.
Tetapi, terkadang masyarakat kurang "menghargai" uang dengan memperlakukan secara tidak tepat.
"Setelah dapat uang kertas baru, langsung masuk kocek, jadi `lecek` uangnya," ujar Hilman Tisnawan.
Ia juga berencana memperbanyak suplai uang kertas untuk daerah perbatasan sambil menarik uang yang sudah rusak atau usang.
"Sehingga rupiah semakin diakui keberadaannya di perbatasan," katanya. BI, ia menambahkan, membuka kesempatan bagi masyarakat untuk menukar uang di tiap bank termasuk bank perkreditan rakyat.
BI Kalbar juga ikut membina pelaku usaha kecil menengah di perbatasan, diantaranya perajin bidai di Kabupaten Bengkayang.
Kepala LKBN ANTARA Biro Kalbar Zaenal Abidin mengatakan, fungsi BI yang tidak hanya berkutat di bidang moneter perlu disebarluaskan ke publik.
"ANTARA siap mendukung tugas BI sesuai fungsi dalam menyebarluaskan informasi," ujar Zaenal Abidin.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Meski berada di daerah yang jauh, nilai dari uang itu sendiri harus sama, baik di Jakarta maupun seluruh Indonesia," kata Kepala BI Perwakilan Kalbar Hilman Tisnawan saat bertemu jajaran LKBN ANTARA Biro Kalbar di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan untuk membawa uang hingga daerah yang jauh, dibutuhkan biaya angkut.
Biaya angkut tersebut menyangkut banyak hal diantaranya guna menjamin segi keamanan pengiriman.
"Kalau dihitung, dengan biaya angkut tadi, untuk satu lembar uang kertas Rp100 ribu, mungkin nilainya tidak segitu. Tapi jadi Rp120 ribu," ujar dia.
Namun, lanjut dia, menjadi fungsi BI untuk menjamin nilai uang rupiah sama di seluruh pelosok negeri.
"Dan BI adalah lembaga nirlaba, yang tidak mengambil keuntungan," kata Hilman Tisnawan.
Tetapi, terkadang masyarakat kurang "menghargai" uang dengan memperlakukan secara tidak tepat.
"Setelah dapat uang kertas baru, langsung masuk kocek, jadi `lecek` uangnya," ujar Hilman Tisnawan.
Ia juga berencana memperbanyak suplai uang kertas untuk daerah perbatasan sambil menarik uang yang sudah rusak atau usang.
"Sehingga rupiah semakin diakui keberadaannya di perbatasan," katanya. BI, ia menambahkan, membuka kesempatan bagi masyarakat untuk menukar uang di tiap bank termasuk bank perkreditan rakyat.
BI Kalbar juga ikut membina pelaku usaha kecil menengah di perbatasan, diantaranya perajin bidai di Kabupaten Bengkayang.
Kepala LKBN ANTARA Biro Kalbar Zaenal Abidin mengatakan, fungsi BI yang tidak hanya berkutat di bidang moneter perlu disebarluaskan ke publik.
"ANTARA siap mendukung tugas BI sesuai fungsi dalam menyebarluaskan informasi," ujar Zaenal Abidin.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013