Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Pemprov Kalbar) bersama Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalbar merumuskan lima langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah di mana langkah ini dirancang guna memastikan perekonomian Kalbar terus tumbuh positif pasca-pandemi COVID-19 dan mampu bersaing di tingkat nasional.
"Sinergi berbagai pihak sangat penting untuk mengatasi tantangan ekonomi, termasuk menjaga daya beli masyarakat, meningkatkan produktivitas, dan mendorong investasi. "Kita fokus pada langkah-langkah strategis agar pertumbuhan ekonomi Kalbar lebih stabil dan dapat melampaui angka pertumbuhan nasional," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kalbar, Ignasius IK, di Pontianak, Minggu.
Ignasius menjelaskan, kolaborasi yang dilaksanakan pihaknya bersama Bank Indonesia dan pihak lainnya menitikberatkan kebijakan ekonomi pada lima langkah utama, antara lain dengan pengendalian inflasi dan pemeliharaan daya beli masyarakat di mana langkah ini dilaksanakan dengan menggelar operasi pasar murah, gerakan pangan murah, dan penanaman komoditas lokal seperti cabai dan sayuran terus digalakkan. Selain itu, Pemprov mengadakan High-Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) secara rutin guna memastikan stabilitas harga.
Langkah kedua adalah melalui peningkatan produktivitas perkebunan sawit di mana hal ini dilakukan dengan transparansi harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit ditingkatkan dengan mempercepat penetapan harga dari dua minggu sekali menjadi satu minggu sekali. Sertifikasi ISPO dan RSPO juga didorong untuk meningkatkan daya saing produk sawit di pasar internasional.
Yang ke tiga melalui peningkatan produksi pertanian, di mana produksi padi diperkirakan meningkat menjadi 799,99 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG) pada 2024, naik 14,24 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini didukung oleh program intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian di berbagai daerah.
"Keempat, dorongan investasi sektor unggulan, di mana hingga triwulan III 2024, investasi di Kalbar tercatat sebesar Rp12,72 triliun, dengan sektor industri logam dasar, perkebunan, dan makanan menjadi penyumbang terbesar. Percepatan pembangunan smelter alumina diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah sektor tambang," tuturnya.
Ke lima, dengan memaksimalkan pembangunan infrastruktur konektivitas, di mana Pemprov Kalbar telah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk mendukung distribusi dari sentra produksi ke pasar dan pelabuhan. Upaya ini bertujuan meningkatkan efisiensi logistik dan memperkuat daya saing ekonomi daerah.
"Yang terakhir, langkah ke enam adalah dengan memperkuat digitalisasi dan sinergi untuk ekonomi berkelanjutan," katanya.
Sementara itu, Deputi Kepala Bank Indonesia Kalbar, David Sipahutar, menambahkan pentingnya digitalisasi dalam memperkuat ekonomi daerah. "Peningkatan akseptasi pembayaran digital dan kolaborasi lintas sektor menjadi prioritas. Ini akan meningkatkan efisiensi ekonomi sekaligus mendukung pertumbuhan inklusif," katanya.
Festival Ekonomi Digital yang direncanakan pada 2025 di Kalbar menjadi salah satu langkah konkret BI dalam mempromosikan inovasi berbasis teknologi.
David menegaskan, langkah strategis ini bertujuan menjadikan Kalbar sebagai salah satu daerah dengan ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan. "Dengan sinergi dan komitmen bersama, Kalbar siap mendukung pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.
David berharap, langkah-langkah ini mampu menjawab tantangan perekonomian pasca-pandemi dan memaksimalkan potensi unggulan Kalimantan Barat untuk pertumbuhan jangka panjang.