Jakarta (ANTARA Kalbar) - Harga daging sapi tidak mungkin turun hingga di bawah angka Rp90.000 perkilogram karena harga sapi impor saat ini terus melonjak di pasar dunia, kata Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Teguh Boediyana.

"Harga daging akan sulit turun karena pengaruh dinamika harga daging di pasar internasional," kata Teguh Boediyana di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan saat ini harga sapi bakalan eks impor ketika sampai di Indonesia telah mencapai Rp30 ribu hingga Rp32 ribu/kg.

Jika masuk ke proses penggemukan, maka harganya akan berkisar Rp33 ribu hingga Rp35 ribu/kg dengan perkiraan harga karkas mencapai Rp68 ribu/kg.

"Dari situ kita bisa menghitung sendiri bahwa harga daging di pasaran kita hampir tidak mungkin di bawah Rp90 ribu perkg," katanya.

Harga sapi lokal sebagai akibatnya turut melonjak naik karena selama ini sapi bakalan impor selalu menjadi faktor penentu harga daging di pasaran.

Menurut dia, hal itulah yang membuat harga daging lokal tak kalah mahal sebagai akibat dinamika harga daging di pasar dunia.

"Apalagi peran sapi bakalan impor di Jabodetabek selama ini sangat besar sehingga harga yang terbentuk cenderung stabil tinggi dan sulit turun," katanya.

Namun ia menekankan agar pemerintah tetap memegang komitmennya untuk melaksanakan program swasembada daging dalam memenuhi kebutuhan daging nasional.

"Kami tekankan agar pemerintah tetap konsisten untuk program swasembada daging. Dan bagaimana untuk tetap memanfaatkan market dalam negeri dengan sapi-sapi lokal produksi para peternak," katanya.

(H016)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013