Jakarta (ANTARA Kalbar) - Sejumlah universitas dari Jepang mengharapkan peningkatan jumlah mahasiswa asal Indonesia.
"Kami mengharapkan lebih banyak lagi mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang mengingat masih banyak kuota bagi mereka untuk menuntut ilmu di negara kami," kata Dekan Pascasarjana Ilmu Informasi dan Teknologi Universitas Tokyo Profesor Hagiya Masami di Jakarta, Sabtu.
Terdapat perbandingan mencolok antara jumlah pembelajar bahasa Jepang dengan siswa yang memiliki kesempatan menuntut ilmu di Negeri Sakura.
Data per 2009 terdapat 716.353 orang Indonesia belajar Bahasa Jepang atau 20 persen dari jumlah orang asing yang belajar bahasa tersebut. Sampai 1 Mei 2011, jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang baru sejumlah 2.162 orang atau jauh dari target pemerintah Jepang yang mencapai 300 ribu mahasiswa asing di tahun 2020.
Proyek Jepang dengan nama "Global 30" tersebut telah diluncurkan sejak tahun 2009. Program dicanangkan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada warga non-Jepang belajar di universitas-universitas Negeri Sakura.
Pada Sabtu (26/1), Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia mengadakan promosi pendidikan mereka melalui Pameran Pendidikan Jepang "Global 30" di Universitas Atma Jaya Jakarta.
Acara tersebut diikuti oleh 16 universitas Jepang dengan masing-masing fakultas dan konsentrasi studi yang ditawarkan.
Universitas tersebut seperti Universitas Tohoku, Universitas Tsukuba, Universitas Tokyo, Universitas Nagoya, Universitas Kyoto, Universitas Osaka, Universitas Kyushu, Universitas Keio, Universitas Sophia, Universitas Meiji, Universitas Waseda, Universitas Doshisha, Universitas Ritsumeikan, Universitas Chiba, Universitas Teknologi Toyobashi dan Universitas Hiroshima.
Menurut Profesor Hagiya, para penuntut ilmu dari Indonesia tidak perlu khawatir terhadap bahasa Jepang yang kemungkinan menjadi faktor kesulitan mereka.
"Sejumlah universitas membuka program studi mereka masing-masing dengan bahasa pengantar kuliah memakai bahasa Inggris untuk kelas internasionalnya. Bahasa Jepang akan mereka pelajari sedikit-demi sedikit di luar jam formal pendidikan," kata dia.
"Modal utama belajar di Jepang adalah bahasa Inggris, visi luas dan memiliki minat riset yang tinggi," katanya.
(T.A061)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Kami mengharapkan lebih banyak lagi mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang mengingat masih banyak kuota bagi mereka untuk menuntut ilmu di negara kami," kata Dekan Pascasarjana Ilmu Informasi dan Teknologi Universitas Tokyo Profesor Hagiya Masami di Jakarta, Sabtu.
Terdapat perbandingan mencolok antara jumlah pembelajar bahasa Jepang dengan siswa yang memiliki kesempatan menuntut ilmu di Negeri Sakura.
Data per 2009 terdapat 716.353 orang Indonesia belajar Bahasa Jepang atau 20 persen dari jumlah orang asing yang belajar bahasa tersebut. Sampai 1 Mei 2011, jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang baru sejumlah 2.162 orang atau jauh dari target pemerintah Jepang yang mencapai 300 ribu mahasiswa asing di tahun 2020.
Proyek Jepang dengan nama "Global 30" tersebut telah diluncurkan sejak tahun 2009. Program dicanangkan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada warga non-Jepang belajar di universitas-universitas Negeri Sakura.
Pada Sabtu (26/1), Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia mengadakan promosi pendidikan mereka melalui Pameran Pendidikan Jepang "Global 30" di Universitas Atma Jaya Jakarta.
Acara tersebut diikuti oleh 16 universitas Jepang dengan masing-masing fakultas dan konsentrasi studi yang ditawarkan.
Universitas tersebut seperti Universitas Tohoku, Universitas Tsukuba, Universitas Tokyo, Universitas Nagoya, Universitas Kyoto, Universitas Osaka, Universitas Kyushu, Universitas Keio, Universitas Sophia, Universitas Meiji, Universitas Waseda, Universitas Doshisha, Universitas Ritsumeikan, Universitas Chiba, Universitas Teknologi Toyobashi dan Universitas Hiroshima.
Menurut Profesor Hagiya, para penuntut ilmu dari Indonesia tidak perlu khawatir terhadap bahasa Jepang yang kemungkinan menjadi faktor kesulitan mereka.
"Sejumlah universitas membuka program studi mereka masing-masing dengan bahasa pengantar kuliah memakai bahasa Inggris untuk kelas internasionalnya. Bahasa Jepang akan mereka pelajari sedikit-demi sedikit di luar jam formal pendidikan," kata dia.
"Modal utama belajar di Jepang adalah bahasa Inggris, visi luas dan memiliki minat riset yang tinggi," katanya.
(T.A061)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013