Cilacap (ANTARA Kalbar) - Koordinator Tim Pengacara Muslim (TPM) Achmad Michdan mengatakan, ustadz Abu Bakar Ba'asyir merasa senang berada di Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Cilacap.
"Yang menarik, beliau bilang bahwa tempat ini (Nusakambangan, red.) bagus kalau dijadikan pondok pesantren, kalau ada Muslimin yang kaya, bisa merelokasi tempat ini sebagai tempat binaan santri-santri," katanya di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Rabu siang.
Michdan mengatakan hal itu kepada ANTARA usai membesuk terpidana kasus terorisme, Abu Bakar Ba'asyir, yang saat ini menghuni Lapas Pasir Putih, Pulau Nusakambangan.
Menurut dia, Ba'asyir merasa senang karena kondisi Lapas Pasir Putih lebih bagus dan udaranya lebih segar.
Kendati demikian, dia mengatakan, pihaknya menyayangkan pemindahan Ba'asyir dari Lapas Batu, Nusakambangan, ke Lapas Pasir Putih pada 15 Januari silam tidak dikoordinasikan dengan TPM selaku kuasa hukum Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) ini.
"Pemberitahuan pemindahan kurang terkoordinasikan dengan kita sehingga simpang siur soal pemindahan beliau tempo hari," kata dia menjelaskan.
Selain itu, dia mengharapkan, kamar yang ditempati Ba'asyir dapat diberi sumber listrik agar bisa digunakan untuk menanak nasi karena pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki ini sering menjalankan ibadah puasa.
"Kami minta ini (masalah sumber listrik, red.) bisa diperhatikan karena beliau sering puasa," kata dia menegaskan.
Sementara mengenai pelayanan kesehatan bagi Ba'asyir, kata dia, hal itu tidak menjadi masalah karena sudah ada dokter yang menanganinya.
Disinggung mengenai keinginan keluarga memindahkan Ba'asyir ke Lapas Sragen, Michdan mengatakan, saat ini Ba'asyir merasa tidak perlu karena kondisi kesehatannya berangsur pulih.
(SMT)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Yang menarik, beliau bilang bahwa tempat ini (Nusakambangan, red.) bagus kalau dijadikan pondok pesantren, kalau ada Muslimin yang kaya, bisa merelokasi tempat ini sebagai tempat binaan santri-santri," katanya di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Rabu siang.
Michdan mengatakan hal itu kepada ANTARA usai membesuk terpidana kasus terorisme, Abu Bakar Ba'asyir, yang saat ini menghuni Lapas Pasir Putih, Pulau Nusakambangan.
Menurut dia, Ba'asyir merasa senang karena kondisi Lapas Pasir Putih lebih bagus dan udaranya lebih segar.
Kendati demikian, dia mengatakan, pihaknya menyayangkan pemindahan Ba'asyir dari Lapas Batu, Nusakambangan, ke Lapas Pasir Putih pada 15 Januari silam tidak dikoordinasikan dengan TPM selaku kuasa hukum Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) ini.
"Pemberitahuan pemindahan kurang terkoordinasikan dengan kita sehingga simpang siur soal pemindahan beliau tempo hari," kata dia menjelaskan.
Selain itu, dia mengharapkan, kamar yang ditempati Ba'asyir dapat diberi sumber listrik agar bisa digunakan untuk menanak nasi karena pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki ini sering menjalankan ibadah puasa.
"Kami minta ini (masalah sumber listrik, red.) bisa diperhatikan karena beliau sering puasa," kata dia menegaskan.
Sementara mengenai pelayanan kesehatan bagi Ba'asyir, kata dia, hal itu tidak menjadi masalah karena sudah ada dokter yang menanganinya.
Disinggung mengenai keinginan keluarga memindahkan Ba'asyir ke Lapas Sragen, Michdan mengatakan, saat ini Ba'asyir merasa tidak perlu karena kondisi kesehatannya berangsur pulih.
(SMT)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013