Medan (Antara Kalbar)
- Ribuan etnis Tionghoa Medan, Sabtu malam memenuhi Vihara Maitreya di
Kompleks Cemara Asri untuk beribadah dan menyaksikan berbagai atraksi
kebudayaan menyambut Imlek.
Masyarakat mulai memadati lokasi vihara itu sejak pukul 19.00 WIB.
Umat Buddha terlihat melakukan ritual keagamaan seperti sembahyang dan meminta berbagai keinginan yang ditulis di kertas untuk kemudian digantung di "Pohon Pengharapan" yang diletakkan di tengah ruangan luar vihara itu.
Pelepasan lentera dan barongsai itu sendiri baru dimulai pukul 21.30 WIB.
"Etnis Tionghoa pada malam Imlek mendatangi vihara untuk berdoa dan biasanya sebelumnya ada makan bersama keluarga di rumah atau di restoran," kata Mei Lin yang mengaku warga Jalan Krakatau, Medan.
Sementara seorang pengunjung non-Buddha, Diah mengaku sudah dua kali datang ke Vihara Maitreya itu untuk menyaksikan perayaan malam Imlek.
Tahun ini, jumlah pengunjung lebih ramai dari 2011.
"Hitung-hitung hiburan melihat barongsai dan pelepasan lentera," kata Diah warga Jalan Sisingamangaraja Medan.
Pada malam tahun baru China 2564 itu, sejumlah vihara terlihat mendapat pengawalan dari aparat keamanan.
Tokoh masyarakat Tionghoa Sumut Indra Wahidin menyebutkan, seperti halnya etnis lainnya, masyarakat Tionghoa berharap tahun 2013 yang merupakan Tahun Ular Air itu lebih baik dari tahun lalu.
Keadaan lebih baik itu diharapkan untuk menyeluruh mulai dari kesehatan, usaha hingga kerukunan umat beragama dan keamanan bangsa dan negara, katanya.
(Ant News/E016/Z002)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Masyarakat mulai memadati lokasi vihara itu sejak pukul 19.00 WIB.
Umat Buddha terlihat melakukan ritual keagamaan seperti sembahyang dan meminta berbagai keinginan yang ditulis di kertas untuk kemudian digantung di "Pohon Pengharapan" yang diletakkan di tengah ruangan luar vihara itu.
Pelepasan lentera dan barongsai itu sendiri baru dimulai pukul 21.30 WIB.
"Etnis Tionghoa pada malam Imlek mendatangi vihara untuk berdoa dan biasanya sebelumnya ada makan bersama keluarga di rumah atau di restoran," kata Mei Lin yang mengaku warga Jalan Krakatau, Medan.
Sementara seorang pengunjung non-Buddha, Diah mengaku sudah dua kali datang ke Vihara Maitreya itu untuk menyaksikan perayaan malam Imlek.
Tahun ini, jumlah pengunjung lebih ramai dari 2011.
"Hitung-hitung hiburan melihat barongsai dan pelepasan lentera," kata Diah warga Jalan Sisingamangaraja Medan.
Pada malam tahun baru China 2564 itu, sejumlah vihara terlihat mendapat pengawalan dari aparat keamanan.
Tokoh masyarakat Tionghoa Sumut Indra Wahidin menyebutkan, seperti halnya etnis lainnya, masyarakat Tionghoa berharap tahun 2013 yang merupakan Tahun Ular Air itu lebih baik dari tahun lalu.
Keadaan lebih baik itu diharapkan untuk menyeluruh mulai dari kesehatan, usaha hingga kerukunan umat beragama dan keamanan bangsa dan negara, katanya.
(Ant News/E016/Z002)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013