Pontianak, 19/2 (Antara) - Sekitar 315 prajurit Pasukan Khas TNI AU Lanud Supadio Pontianak, Selasa, melakukan latihan terjun payung statik dan terjun payung operasi khusus, kata Komandan Batalyon 465 Paskhas TNI AU Lanud Spadio Pontianak, Letkol Soleh.

"Latihan terjun payung ini kami lakukan sebagai salah satu uji kemampuan Paskhas Batalyon 465, yakni kemampuan terjun statik dan operasi khusus," kata Soleh di Pontianak seusai memimpin langsung latihan terjun payung tersebut.

Ia menjelaskan, sebanyak 300 prajurit melaksanakan latihan terjun payung statik, dan sebanyak 15 prajurit melakukan terjun payung untuk melaksanakan operasi khusus.

Menurut Soleh, setiap prajurit Paskhas harus mampu dan punya kemampuan terjun payung statik, karena mereka memiliki kemampuan kualifikasi komando.

Sementara itu, untuk terjun payung operasi khusus dengan ketinggian 10 ribu kaki, khusus bagi prajurit pilihan, dan sudah melaksanakan pendidikan atau terjun bebas tempur yang dilaksanakan di Lanud Sulaiman Bandung.

Soleh menjelaskan, terjun payung statik ketinggiannya 1.000 hingga 1.200 kaki, menggunakan parasut bulat atau tidak lincah sehingga sulit untuk melakukan manuver, hanya bisa berputar-putar di lokasi yang akan dilakukan pendaratan, sehingga bisa cepat sampai disasaran, dan langsung melakukan serangan kepada sasaran.

"Sementara untuk terjun payung operasi khusus ketinggiannya bisa tiga ribu hingga 30 ribu kaki. Untuk empat ribu kaki, yakni sasaran yang bisa dijangkau dengan mudah menggunakan pesawat, sementara ketinggian 30 kaki harus menggunakan oksigen," ungkapnya.

Batalyon 465 Paskhas TNI AU Lanud Supadio Pontianak, paling tidak melakukan latihan tersebut, satu kali dalam setahun, yakni latihan untuk menguji kemampuan prajurit, mulai menembak, renang hingga melakukan terjun payung, kata Soleh.

(A057)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013