Pontianak (Antara Kalbar) - Ribuan warga Kota Pontianak tumpah ruah di halaman Taman Alun-alun Kapuas Pontianak untuk menyaksikan atraksi replika naga yang gemerlap karena dihiasi dengan berbagai warna lampu.
"Menyaksikan atraksi naga pada malam hari lebih seru, karena saat naga meliuk-liuk tampak seperti benaran akibat pantulan cahaya lampu yang menerangi naga tersebut," ujar Leni salah seorang warga Pontianak, Minggu malam.
Leni menjelaskan, ia dan teman-temannya rela berdesak-desakan untuk menyaksikan atraksi naga pada malam hari, di Taman Alun-alun Kapuas karena lebih tampak cantik dan menakjubkan.
Hal senada juga diakui oleh Acung. "Dia dan anaknya sengaja menonton atraksi naga pada malam hari, karena lebih mengasyikkan dibanding siang hari," ujarnya.
Ketua Panitia Cap Go Meh (CGM) Tahun 2013 Kota Pontianak, dari Yayasan Bhakti Suci Pontianak, Buyung Bunardi menyatakan, pihaknya sengaja menggelar atraksi naga pada malam hari, guna memberikan hiburan pada masyarakat Kota Pontianak.
"Replika naga itu sengaja dipasang lampu dengan warna menyesuaikan dengan tubuh naga tersebut, seperti kuning, merah dan lainnya, agar tampak indah di malam hari," ujarnya.
Menurut dia, ada tujuh naga yang melakukan atraksinya di Taman Alun-alun Kapuas Pontianak, diantaranya naga dari Yayasan Pemadam Kebakaran (YPK)�Siaga, disusul Panca Bhakti, Budi Pekerti, Katulistiwa, Merdeka, dan dari perkumpulan Kesejahteraan yang salah satu anggotanya dari Yayasan Bhakti Suci, dan naga dari YPK Beringin.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Kalimantan Barat Christiandy Sanjaya berharap perayaan Cap Go Meh atau CGM yang setiap tahun diselenggarakan di Kota Pontianak dan Singkawang, bisa mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke provinsi itu.
"Perayaan CGM yang diselenggarakan di dua kota di Kalbar ini, patut dilestarikan sehingga bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk orang luar menyaksikannya," katanya.
Apalagi, menurut dia, perayaan CGM selain menampilkan arakan naga juga dirangkai dengan karnaval budaya dari berbagai etnis di Kalbar, diantaranya etnis Melayu, Dayak, dan lain-lain.
"Perayaan CGM dan karnaval budaya dari berbagai etnis sungguh menarik sehingga sudah seharusnya dilestarikan, agar menjadi modal dalam menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kalbar," ujarnya.
(A057/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Menyaksikan atraksi naga pada malam hari lebih seru, karena saat naga meliuk-liuk tampak seperti benaran akibat pantulan cahaya lampu yang menerangi naga tersebut," ujar Leni salah seorang warga Pontianak, Minggu malam.
Leni menjelaskan, ia dan teman-temannya rela berdesak-desakan untuk menyaksikan atraksi naga pada malam hari, di Taman Alun-alun Kapuas karena lebih tampak cantik dan menakjubkan.
Hal senada juga diakui oleh Acung. "Dia dan anaknya sengaja menonton atraksi naga pada malam hari, karena lebih mengasyikkan dibanding siang hari," ujarnya.
Ketua Panitia Cap Go Meh (CGM) Tahun 2013 Kota Pontianak, dari Yayasan Bhakti Suci Pontianak, Buyung Bunardi menyatakan, pihaknya sengaja menggelar atraksi naga pada malam hari, guna memberikan hiburan pada masyarakat Kota Pontianak.
"Replika naga itu sengaja dipasang lampu dengan warna menyesuaikan dengan tubuh naga tersebut, seperti kuning, merah dan lainnya, agar tampak indah di malam hari," ujarnya.
Menurut dia, ada tujuh naga yang melakukan atraksinya di Taman Alun-alun Kapuas Pontianak, diantaranya naga dari Yayasan Pemadam Kebakaran (YPK)�Siaga, disusul Panca Bhakti, Budi Pekerti, Katulistiwa, Merdeka, dan dari perkumpulan Kesejahteraan yang salah satu anggotanya dari Yayasan Bhakti Suci, dan naga dari YPK Beringin.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Kalimantan Barat Christiandy Sanjaya berharap perayaan Cap Go Meh atau CGM yang setiap tahun diselenggarakan di Kota Pontianak dan Singkawang, bisa mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke provinsi itu.
"Perayaan CGM yang diselenggarakan di dua kota di Kalbar ini, patut dilestarikan sehingga bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk orang luar menyaksikannya," katanya.
Apalagi, menurut dia, perayaan CGM selain menampilkan arakan naga juga dirangkai dengan karnaval budaya dari berbagai etnis di Kalbar, diantaranya etnis Melayu, Dayak, dan lain-lain.
"Perayaan CGM dan karnaval budaya dari berbagai etnis sungguh menarik sehingga sudah seharusnya dilestarikan, agar menjadi modal dalam menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kalbar," ujarnya.
(A057/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013