Jakarta (Antara Kalbar) - Bank Pembangunan Asia (ADB) menyediakan bantuan finansial sebesar 4,5 juta dolar AS ( sekitar Rp 43,6 miliar) untuk membantu upaya konservasi kawasan hutan penting Indonesia di Kalimantan yang saat ini berada dalam kondisi terancam.
"Pusat Kalimantan yang mencakup kawasan seluas 22 juta hektare adalah rumah bagi beragam hutan khatulistiwa yang berfungsi sebagai 'paru-paru dunia', namun kondisinya saat ini terancam oleh pembalakan liar dan aktivitas merusak lainnya seperti perburuan," ujar Spesialis Lingkungan di Departemen Asia Tenggara ADB, Pavit Ramachandran, dalam keterangan pers tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Pavit menjelaskan sekitar 12 juta penduduk asli saat ini bergantung pada kelestarian pusat Kalimantan, namun diperkirakan satu juta meter kubik kayu diselundupkan dari pulau ini per tahunnya.
Kondisi tersebut, lanjut dia, menyisakan kehancuran hutan, mengancam keanekaragaman hayati, merenggut kesempatan penghidupan, dan menjadikan tingginya biaya rehabilitasi hutan.
Sementara, peraturan hukum yang saling bertentangan serta tidak jelasnya pembagian tanggung jawab dalam pengelolaan sumberdaya membuat kawasan Kalimantan makin rentan terhadap kerusakan.
"Kegiatan yang didanai ADB ini akan mendukung penguatan peraturan dan institusi dalam pengelolaan kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati," katanya.
Pavit mengatakan program ini turut serta meningkatkan kapasitas pemerintah dalam mengembangkan peluang penghidupan yang lestari di kawasan ini, misalnya dengan memberi insentif bagi komunitas lokal untuk melakukan aktivitas berbasis ekosistem.
Target kinerja kegiatan ini mencakup penurunan tingkat degradasi hutan sebanyak dua persen pada 2016 dibandingkan tahun 2013, penurunan tingkat perburuan satwa liar sebesar lima persen, terwujudnya satu rancangan kebijakan nasional dan agenda reformasi bagi pengelolaan sumberdaya hutan.
"Kegiatan ini juga termasuk penelitian mendalam tentang rantai pasokan tambang, kelapa sawit, karet dan turisme, yang perkembangannya telah mendesak sumberdaya hutan," katanya.
Selain itu, menurut dia, dukungan teknis akan diberikan ADB bagi Pemerintah Indonesia meliputi hibah dari dana perubahan iklim, serta dana kerja sama dan integrasi regional ADB.
Dukungan senilai lebih dari 2,5 juta dolar AS juga disalurkan melalui fasilitas lingkungan global yang akan dikelola oleh ADB. Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan ini diharapkan akan berlangsung dari September 2013 sampai Agustus 2016.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Pusat Kalimantan yang mencakup kawasan seluas 22 juta hektare adalah rumah bagi beragam hutan khatulistiwa yang berfungsi sebagai 'paru-paru dunia', namun kondisinya saat ini terancam oleh pembalakan liar dan aktivitas merusak lainnya seperti perburuan," ujar Spesialis Lingkungan di Departemen Asia Tenggara ADB, Pavit Ramachandran, dalam keterangan pers tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Pavit menjelaskan sekitar 12 juta penduduk asli saat ini bergantung pada kelestarian pusat Kalimantan, namun diperkirakan satu juta meter kubik kayu diselundupkan dari pulau ini per tahunnya.
Kondisi tersebut, lanjut dia, menyisakan kehancuran hutan, mengancam keanekaragaman hayati, merenggut kesempatan penghidupan, dan menjadikan tingginya biaya rehabilitasi hutan.
Sementara, peraturan hukum yang saling bertentangan serta tidak jelasnya pembagian tanggung jawab dalam pengelolaan sumberdaya membuat kawasan Kalimantan makin rentan terhadap kerusakan.
"Kegiatan yang didanai ADB ini akan mendukung penguatan peraturan dan institusi dalam pengelolaan kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati," katanya.
Pavit mengatakan program ini turut serta meningkatkan kapasitas pemerintah dalam mengembangkan peluang penghidupan yang lestari di kawasan ini, misalnya dengan memberi insentif bagi komunitas lokal untuk melakukan aktivitas berbasis ekosistem.
Target kinerja kegiatan ini mencakup penurunan tingkat degradasi hutan sebanyak dua persen pada 2016 dibandingkan tahun 2013, penurunan tingkat perburuan satwa liar sebesar lima persen, terwujudnya satu rancangan kebijakan nasional dan agenda reformasi bagi pengelolaan sumberdaya hutan.
"Kegiatan ini juga termasuk penelitian mendalam tentang rantai pasokan tambang, kelapa sawit, karet dan turisme, yang perkembangannya telah mendesak sumberdaya hutan," katanya.
Selain itu, menurut dia, dukungan teknis akan diberikan ADB bagi Pemerintah Indonesia meliputi hibah dari dana perubahan iklim, serta dana kerja sama dan integrasi regional ADB.
Dukungan senilai lebih dari 2,5 juta dolar AS juga disalurkan melalui fasilitas lingkungan global yang akan dikelola oleh ADB. Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan ini diharapkan akan berlangsung dari September 2013 sampai Agustus 2016.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013