Caracas (Antara Kalbar) - Kepergian pemimpin Venezuela Hugo Chavez ditangisi ribuan orang termasuk ratusan pendukungnya yang berkumpul di depan rumah sakit tempatnya dirawat di mana mereka meneriakkan "Kita semua adalah Chavez!".
Sebagian pendukung membawa bendera Venezuela sementara yang lainnya membacakan pernyataan "Rakyat, Chavez dan revolusi, perjuangan berlanjut," serta meneriakkan "Chavez tetap hidup!".
Tentara menjaga ketat gerbang rumah sakit dimana pimpinan berhaluan sosialis itu menutup mata selamanya dalam usia 58 tahun.
"Kami merasa bapak bangsa ini dan banyak bangsa lain di dunia hanya meninggalkan kita secara fisik," kata Francis Izquierdo, seorang pegawai negeri setempat yang turut meratapi kepergian Chavez.
"Dia alah orang yang mengajari kami agar mencintai tanah air ini. Sang Komandan hanya pergi secara fisik namun dia tetap ada dalam hati kami dan kami akan terus berjuang membangun negara ini," kata Izquierdo dengan linangan air mata.
Hari ini Venezuela memulai acara perkabungan nasional sepekan penuh setelah Chavez meninggal Selasa (5/3) malam waktu setempat.
Ariani Rodriguez adalah seorang guru yang juga memegang plakat bertuliskan "Aku (juga) Chavez" mengatakan: "Hati saya remuk seperti (merasakan) kehilangan ayah atau anak."
"Sang Komandan pergi secara fisik namun pemikiran dan kepemimpinannya tetap tinggal bersama kami," katanya di tengah kerumunan pendukung yang mengenakan baju dan topi warna merah, warna kesukaan almarhum yang diedarkan oleh partai Chavez, PSUV.
Warga juga berkumpul di lapangan di ibukota Caracas dan berbagai daerah lain, tulis kantor berita AFP, menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengusap air mata dengan tangan menggenggam bendera atau foto almarhum pemimpin mereka.
"Dia seharusnya tidak meninggal. Dialah presiden terbaik yang pernah dimiliki Venezuela," kata Frank Aponte, 45, seorang tukang bangunan di jalanan Caracas.
"Saya akan datang ke persemayaman jenazahnya, meski pun kalau nanti saya harus berdiri mengantri selama dua hari."
Pemerintah mengumumkan jenazah akan disemayamkan di akademi militer setempat mulai hari ini (6/3) kemudian sebuah upaya perkabungan dilangsungkan dengan para pemimpin dari luar negeri Jumat (8/3).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Sebagian pendukung membawa bendera Venezuela sementara yang lainnya membacakan pernyataan "Rakyat, Chavez dan revolusi, perjuangan berlanjut," serta meneriakkan "Chavez tetap hidup!".
Tentara menjaga ketat gerbang rumah sakit dimana pimpinan berhaluan sosialis itu menutup mata selamanya dalam usia 58 tahun.
"Kami merasa bapak bangsa ini dan banyak bangsa lain di dunia hanya meninggalkan kita secara fisik," kata Francis Izquierdo, seorang pegawai negeri setempat yang turut meratapi kepergian Chavez.
"Dia alah orang yang mengajari kami agar mencintai tanah air ini. Sang Komandan hanya pergi secara fisik namun dia tetap ada dalam hati kami dan kami akan terus berjuang membangun negara ini," kata Izquierdo dengan linangan air mata.
Hari ini Venezuela memulai acara perkabungan nasional sepekan penuh setelah Chavez meninggal Selasa (5/3) malam waktu setempat.
Ariani Rodriguez adalah seorang guru yang juga memegang plakat bertuliskan "Aku (juga) Chavez" mengatakan: "Hati saya remuk seperti (merasakan) kehilangan ayah atau anak."
"Sang Komandan pergi secara fisik namun pemikiran dan kepemimpinannya tetap tinggal bersama kami," katanya di tengah kerumunan pendukung yang mengenakan baju dan topi warna merah, warna kesukaan almarhum yang diedarkan oleh partai Chavez, PSUV.
Warga juga berkumpul di lapangan di ibukota Caracas dan berbagai daerah lain, tulis kantor berita AFP, menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengusap air mata dengan tangan menggenggam bendera atau foto almarhum pemimpin mereka.
"Dia seharusnya tidak meninggal. Dialah presiden terbaik yang pernah dimiliki Venezuela," kata Frank Aponte, 45, seorang tukang bangunan di jalanan Caracas.
"Saya akan datang ke persemayaman jenazahnya, meski pun kalau nanti saya harus berdiri mengantri selama dua hari."
Pemerintah mengumumkan jenazah akan disemayamkan di akademi militer setempat mulai hari ini (6/3) kemudian sebuah upaya perkabungan dilangsungkan dengan para pemimpin dari luar negeri Jumat (8/3).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013