Jakarta (Antara Kalbar) - Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) berharap "International Furniture & Craft Fair Indonesia (Iffina) 2013" bisa menjadi ajang promosi budaya dan kerajinan Indonesia di dunia internasional.

"Selain menjadi tujuan utama pembeli dari seluruh dunia, pameran ini juga akan menjadi pameran budaya dan kerajinan terbesar dari Indonesia," kata Ketua Umum Asmindo Ambar Tjahyono dalam acara pembukaan Iffina 2013 di Jakarta, Senin.


Menurut dia, keinginan untuk menjadikan pameran itu sebagai pameran budaya sekaligus tujuan pembeli (buyers destination) tidak berlebihan.

Pasalnya, menurut Ambar, karya mebel dan kerajinan Indonesia dibuat dengan sentuhan seni dan budaya dari masing-masing daerah dengan kualitas yang diakui dunia.

"Asia sebagai destinasi mebel tropis memiliki ciri dari setiap negara, Indonesia sendiri tampil dengan ciri tradisi yang bisa jadi aspek daya saing tersendiri," katanya.

Menurut Ambar, pada pameran kali ini, tercatat sudah ada 4.000 pembeli dari 150 negara yang berkomitmen untuk hadir. Jumlah pembeli itu naik 30 persen dibandingkan pameran tahun lalu.

"Mereka mempunyai komitmen untuk hadir, karena kita lakukan 'screening' terlebih dahulu, mereka antusias melakukan pre registrasi sebulan sebelum pelaksanaan pameran," ujarnya.

Dia juga mengatakan, terselenggaranya pameran itu akan meningkatkan citra Indonesia dalam percaturan perdagangan internasional.

Negara Singapura yang selama ini mendominasi penyelenggaraan pameran furniture di kawasan regional juga akan memperhitungkan Indonesia karena respon masyarakat dunia yang begitu besar terhadap pameran tahunan itu.

Pameran yang berlangsung dari 11-14 Maret 2013 itu digelar di Hall D Jakarta Internasional Expo. Pameran dibuka oleh Menteri Perindustrian, Menteri Kehutanan, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perdagangan, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Perdagangan dan Transportasi dan Asmindo.

Pewarta: Ade Irma Junida

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013