Jakarta (Antara Kalbar) - Wakil Pemuda Desa Adat Kuta dari 13 banjar di Bali mengatakan saat ini citra kawasan Kuta, Bali semakin "murahan" di mata para wisatawan, terlihat dari perilaku para turis yang datang.

"Hal tersebut terindikasi dari kualitas turis, yang berkunjung ke Kuta, yang telah mengalami penurunan termasuk tingkah dan perilakunya," kata perwakilan Pemuda Desa Adat Kuta, I Gede Ary Astina melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ary mengatakan Pemuda Desa Adat Kuta berencana menemui Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada Sabtu (16/3) untuk menyuarakan tuntutan tersebut.

Menurut Ary, sudah banyak terjadi kasus-kasus memalukan yang disebabkan oleh perilaku turis-turis yang kurang berkualitas.

Hal tersebut menurutnya, berdampak pada pemberitaan internasional yang semakin mencitrakan daerah Kuta atau Bali sebagai sebuah daerah atau pulau dimana para turis bisa melakukan hal apa saja dengan bebas.

"Banyak sekali kasus-kasus yang disebabkan perilaku turis-turis yang kurang berkualitas, bisa dicari di internet. Ada turis yang menembaki taksi, buronan interpol kabur ke Bali, melakukan penusukan dengan senjata tajam, hingga melakukan hubungan seksual di Pura," kata Ary.

Dia menekankan bahwa Pemuda Desa Adat Kuta meminta pemerintah untuk segera membuat sebuah sistem filterisasi terhadap wisatawan yang masuk ke Kuta, misalnya dengan memperketat syarat-syarat bagi para turis yang akan berkunjung ke Kuta atau Bali.

"Agar citra Bali khususnya Kuta tidak terlalu 'murahan' di mata turis. Karena ada kekhawatiran akan terjadi kasus-kasus rasialisme," ujar dia.  

Selain itu kata dia, Pemuda Desa Adat Kuta juga meminta pemerintah secara serius dan intensif melakukan edukasi terhadap warga lokal agar tidak menjadi "budak pariwisata". Hal itu menurut mereka bisa dimulai dari kurikulum sekolah-sekolah pariwisata agar Bali melahirkan tenaga kerja pariwisata yang cerdas, berani bersaing dan tidak minder melihat warga asing.

"Harus digarisbawahi, bahwa turis yang lebih memerlukan Bali, bukan Bali yang harus mengemis kepada turis. Dengan harga diri yang terjaga, rasa hormat dan apresiasi akan datang dengan sendirinya. Mental budak harus dihapuskan," kata dia.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013