Jakarta (Antara Kalbar) - Penderita gagal ginjal di Indonesia terus bertambah, sebagian
besar akibat komplikasi penyakit hipertensi dan diabetes miletus, kata
dr. Tunggul Situmorang ahli ginjal rumah sakit PGI Cikini Jakarta.
Tunggul dalam suatu acara talkshow memperingati hari ginjal sedunia mengatakan 400 dari sejuta penduduk Indonesia harus menjalani terapi dengan ginjal pengganti sebagai akibat ginjalnya tidak lagi dapat berfungsi.
Tunggul mengatakan, teknologi kedokteran saat ini sudah mampu mendeteksi seseorang yang mengalami penurunan fungsi ginjal melalui pemeriksaan laboratorium.
"Terdapat lima fase dilalui sesorang yang mengalami penurunan fungsi ginjal, dokter bersama pasien dalam hal ini dapat memperpanjang setiap fasenya melalui gaya hidup sehat," ujar Tunggul.
Sebagai contoh kata Tunggul pada fase awal dengan fungsi ginjal 90 persen pasien dengan terapi serta tetap menjaga gaya hidup sehat dapat mencegah ke fase berikut.
Tunggul mengatakan hampir 80 persen klaim Askes diperuntukan bagi terapi ginjal pengganti, ini menunjukkan jumlah penderita terus bertambah.
Tunggul mengatakan, alternatif untuk mengindarkan hemodialisa penderita gagal ginjal dapat memanfaatkan donor ginjal, melalui cara cangkok (transplantasi) yang saat ini baru 10 persen.
"Kita sarankan transplantasi ginjal ini bisa diambil dari anggota keluarga yang sehat, serta kemungkinan penolakan dari tubuh kecil daripada bagian tubuh lainnya," ujar dia.
Tunggul mengatakan, belum banyak masyarakat memanfaatkan donor ginjal selain layanan rumah sakit yang mampu melakukan transplantasi masih terbatas juga soal sosok yang harus menjadi donor.
(Ant News)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Tunggul dalam suatu acara talkshow memperingati hari ginjal sedunia mengatakan 400 dari sejuta penduduk Indonesia harus menjalani terapi dengan ginjal pengganti sebagai akibat ginjalnya tidak lagi dapat berfungsi.
Tunggul mengatakan, teknologi kedokteran saat ini sudah mampu mendeteksi seseorang yang mengalami penurunan fungsi ginjal melalui pemeriksaan laboratorium.
"Terdapat lima fase dilalui sesorang yang mengalami penurunan fungsi ginjal, dokter bersama pasien dalam hal ini dapat memperpanjang setiap fasenya melalui gaya hidup sehat," ujar Tunggul.
Sebagai contoh kata Tunggul pada fase awal dengan fungsi ginjal 90 persen pasien dengan terapi serta tetap menjaga gaya hidup sehat dapat mencegah ke fase berikut.
Tunggul mengatakan hampir 80 persen klaim Askes diperuntukan bagi terapi ginjal pengganti, ini menunjukkan jumlah penderita terus bertambah.
Tunggul mengatakan, alternatif untuk mengindarkan hemodialisa penderita gagal ginjal dapat memanfaatkan donor ginjal, melalui cara cangkok (transplantasi) yang saat ini baru 10 persen.
"Kita sarankan transplantasi ginjal ini bisa diambil dari anggota keluarga yang sehat, serta kemungkinan penolakan dari tubuh kecil daripada bagian tubuh lainnya," ujar dia.
Tunggul mengatakan, belum banyak masyarakat memanfaatkan donor ginjal selain layanan rumah sakit yang mampu melakukan transplantasi masih terbatas juga soal sosok yang harus menjadi donor.
(Ant News)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013