Jakarta (Antara Kalbar) - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengaku masih belum puas dengan penanganan masalah sosial di daerah karena belum menyentuh semua penyandang masalah sosial.

"Kalau bilang memuaskan saya belum puas, pasti ada kekurangan disana sini," kata Mensos usai menutup review program Rehabilitasi Sosial di Jakarta, Jumat.

Belum maksimalnya penanganan masalah sosial tersebut, menurut Mensos karena masih ada pola pikir terkait minimnya anggaran.

"Kalau dana pasti kurang, tapi yang ada sekarang ini kita maksimalkan dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah harus aktif," kata Mensos.

Mensos mengharapkan semua bergerak, melihat dan peduli dengan permasalahan sosial yang ada di sekitar, misalnya tunarungu yang miskin harus diprioritaskan.

"Saya tidak puas kalau hanya menunggu saja. Jadi jangan karena kemiskinan kita hanya pasif saja karena setiap UPT sudah punya anggaran jadi diprioritaskan yang miskin, kalau tunarungu yang kaya mereka bisa memilih di panti mana untuk belajar," tambah Mensos.

Mensos mengharapkan UPT menyiapkan data dan berkoordinasi dengan pemerintah pusat sehingga bisa dibantu jika membutuhkan anggaran dan terbatasnya anggaran bukan menjadi alasan untuk tidak menangani masalah sosial.

Penyandang masalah sosial di Indonesia saat ini masih tinggi seperti anak telantar mencapai 4,5 juta anak, 2,8 juta lansia terlantar, penyandang disabilitas mencapai 3,11 persen dari populasi penduduk.

 Selain itu korban bencana alam dan bencana sosial yang tinggal di rumah tidak layak huni masih di atas dua juta sedangkan warga  miskin dan sangat miskin 29 juta.

Dari sebagian masalah sosial tersebut yang menjadi prioritas Kementerian Sosial untuk ditangani adalah warga miskin, penyandang masalah sosial anak, lansia, penyandang disabilitas dan komunitas adat terpencil.

Pewarta: Desi Purnamawati

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013