Jakarta (Antara Kalbar) - Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, merujuk Laporan Perkembangan HIV-AIDS Triwulan III 2012 yang dikirimkan kepada Menteri Kesehatan RI menyebutkan ada 10 provinsi terbanyak kasus AIDS:

1. Papua 7.527 kasus,
2. DKI Jakarta 6.299 kasus,
3. Jawa Timur 5.257 kasus,
4. Jawa Barat 4.098 kasus,
5. Bali 2.939 kasus,
6. Jawa Tengah 2.503 kasus,
7. Kalimantan Barat 1.699 kasus,
8. Sulawesi Selatan 1.377 kasus,
9. Riau 775 kasus,
10. Sumatera Barat 715 kasus.

Namun untuk rasio kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1. Provinsi Bali menempati urutan pertama sebanyak 1.012 untuk jumlah rasio kasus AIDS tertinggi di Indonesia.

Pada urutan kedua yakni dari Provinsi DKI Jakarta sebanyak 648 kasus, Jawa Tengah sebanyak 140 kasus, Jawa Barat 80 kasus dan Kepulauan Riau 78 kasus.

Laporan itu menyebutkan persentase kasus HIV tertinggi ada pada kelompok umur 25-49 tahun sebanyak 73,7persen, kemudian kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 15 persen dan kelompok umur di atas 50 tahun sebanyak 4,5 persen.

Menurut Tjandra, persentase faktor risiko HIV tertinggi hubungan seks tidak aman pada heteroseksual sebanyak 50,8 persen, penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun sebanyak 9,4 persen, dan LSL (Lelaki Seks Lelaki) sebanyak 7 persen.

Untuk kasus AIDS, persentase tertinggi terjadi pada kelompok umur 30-39 tahun sebanyak 40,7 persen, lalu kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 29 persen dan kelompok umur 40-49 tahun sebanyak 17,3 persen.

Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987 sampai dengan September 2012, kasus HIV/AIDS tersebar di 341 dari 497 kabupaten/kota atau 71 persen di 33 provinsi di Indonesia.

Jumlah HIV tertinggi yaitu DKI Jakarta 21.775 kasus, diikuti Jawa Timur 11.994 kasus, Papua 9.447 kasus, Jawa Barat 6.640 kasus, dan Sumatera Utara 5.935 kasus.

Laporan ini juga menyebutkan, jumlah kasus AIDS tertinggi adalah wiraswasta 4.604 kasus, diikuti ibu rumah tangga 4.251 kasus, dan tenaga non-profesional/karyawan 4.056 kasus.

Selanjutnya, buruh kasar 1.512 kasus, petani/peternak/nelayan 1.497 kasus, penjaja seks 1.320 kasus dan anak sekolah/mahasiswa 1.022 kasus.

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013