Havana (Antara/Reuters) - Mantan pemimpin Kuba Fidel Castro tampak tertunduk dan hampir menitikkan air mata saat mendengarkan lagu tentang teman dan sekutunya, mendiang Presiden Venezuela Hugo Chavez, dalam sebuah laporan berita yang disiarkan di televisi Pemerintah Kuba pada Kamis.

Laporan yang tidak biasa itu, sepanjang sembilan menit dalam suatu program berita, adalah penampilan publik pertama terkait dampak kematian Chavez bulan lalu pada Castro yang berusia 86 tahun, yang oleh pemimpin sosialis Venezuela itu secara terbuka disebut dan dianggapnya sebagai ayah politik dan mentornya.

Castro, yang diambil gambarnya saat melakukan penampilan publik yang jarang terjadi pada Rabu untuk menghadiri pembukaan sekolah, meletakkan tangannya di matanya, bibirnya gemetar dan tampaknya menahan air mata selama lagu "The Return of a Friend" diperdengarkan. Lagu itu disebut ditulis dan direkam oleh sejumlah musisi untuk mengenang Chavez.

Chavez, 58, meninggal dunia pada 5 Maret di Caracas setelah perjuangan panjangnya melawan kanker, sebagian besar dilakukan di Kuba di bawah pengawasan Dokter Kuba.

"Tidak ada yang berpikir bahwa ia telah pergi, ia pergi sejenak untuk misa. Dia akan kembali dengan Sandino, dengan Che, Marti dan Bolivar," menurut lagu itu yang merujuk pada sejumlah tokoh revolusioner Amerika Latin yang telah meninggal dunia yaitu  Augusto Sandino, Ernesto "Che" Guevara, Jose Marti dan Simon Bolivar - yang namanya sering disebut di Kuba.

Tayangan gambar Castro itu diselingi dengan video dia dan Chavez di sejumlah pertemuan mereka.

"Sungguh, lagu ini indah," kata Castro yang berambut abu-abu dengan suara serak kepada para mahasiswa, pegawai sekolah dan para pejabat, beberapa di antaranya meneteskan air mata saat mereka menyaksikannya.

Castro dan Chavez memulai persahabatan mereka yang kuat dan aliansi politiknya pada awal kekuasaan Chavez yang berlangsung selama 14 tahun. Saat itu Chavez mengirimkan minyak dan uang ke Kuba untuk membantu negara itu bangkit dari kehancuran ekonomi setelah jatuhnya Uni Soviet pada 1991, sekutu utama negara komunis itu.

Hubungan dekat mereka berlanjut setelah Castro, yang menua dan
lemah, mengundurkan diri dari jabatan presiden pada 2008 setelah 49 tahun berkuasa dan digantikan oleh adiknya Raul Castro, yang berusia 81 tahun.

Fidel Castro dan Chavez sering berdialog, berhubungan dan bersama-sama mempromosikan pemerintahan kiri di Amerika Latin serta mengurangi pengaruh Amerika Serikat di wilayah tersebut.

Dalam satu-satunya komentar publiknya terkait kematian Chavez, Fidel Castro menulis pada sebuah kolom di media pemerintah pada 11 Maret bahwa Kuba telah kehilangan teman terbaik dan mengakui jika berita meninggalnya Chavez "sangat menyedihkan".

Tapi tidak pernah diketahui seberapa besar kesedihan itu hingga laporan televisi pada Kamis tersebut.

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013