Havana (ANTARA) - Kuba mengirim 216 petugas kesehatan ke Afrika Selatan pada Sabtu (25/4), bantuan terbaru setelah mengirim lebih dari 20 pasukan medis ke seluruh dunia untuk memerangi pandemi virus corona, yang disebut beberapa pihak sebagai solidaritas sosialis dan diplomasi medis.
Negara yang dikelola komunis itu telah mengirim sekitar 1.200 pekerja layanan kesehatan sebagian besar ke negara-negara Afrika dan Karibia yang rentan, dan juga ke negara-negara Eropa yang kaya seperti Italia yang telah sangat terpukul oleh virus corona baru.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump mendesak negara-negara untuk tidak menerima misi medis Kuba dengan tuduhan mereka mengeksploitasi pekerjanya---sebuah tuduhan yang dibantah Havana.
Namun, seruan itu sebagian besar tidak diindahkan karena sistem layanan kesehatan yang kewalahan telah membuat negara-negara tersebut menyambut baik bantuan dari Kuba.
Kuba, yang telah mengkonfirmasi 1.377 kasus COVID-19 dengan 51 kematian, memiliki jumlah dokter per kapita terbanyak di dunia dan terkenal karena fokusnya pada pencegahan, perawatan kesehatan primer yang berorientasi pada masyarakat, dan kesiapan untuk memerangi epidemi.
"Keuntungan Kuba adalah bahwa mereka merupakan model kesehatan masyarakat, salah satu yang ingin kami gunakan," kata Menteri Kesehatan Afrika Selatan Zweli Mkhize mengatakan kepada para wartawan awal bulan ini.
Afrika Selatan telah mencatat 4.361 kasus, termasuk 86 kematian, dengan 161.004 orang dites untuk virus tersebut pada Sabtu.
Negara itu memiliki hubungan khusus dengan Kuba, yang mendukung perang melawan apartheid---konflik yang mencakup pasukan Kuba yang bertempur dan tewas di Angola selatan. Setelah Nelson Mandela dibebaskan dari penjara pada 1990, ia berulang kali berterimakasih kepada pemimpin revolusioner Fidel Castro.
Afrika Selatan mengirim pasokan medis ke Kuba untuk membantu perang melawan virus corona di pesawat yang sekarang kembali dengan pasukan medis Kuba, tulis kedutaan Kuba di akun Twitter.
"Ini adalah masa solidaritas dan kerja sama. Jika kita bertindak bersama, kita dapat menghentikan penyebaran virus corona dengan cara yang lebih cepat dan lebih hemat biaya," kata Duta Besar Kuba untuk Afrika Selatan Rodolfo Bentez Verson, dalam sebuah pernyataan.
Kuba telah mengirim "jubah putih" -nya ke lokasi bencana dan wabah penyakit di seluruh dunia sebagian besar di negara-negara miskin sejak revolusi kiri tahun 1959. Para dokter Kuba berada di garis depan dalam perang melawan kolera di Haiti dan melawan ebola di Afrika Barat pada 2010.
Kuba juga mengekspor dokter dengan imbalan uang tunai, seringkali mengirim mereka ke lokasi terpencil dan miskin di mana dokter lokal tidak mau bekerja.
Ekspor layanan medis adalah sumber utama mata uang, melampaui pariwisata atau ekspor gula, meskipun pemerintah Brazil, Bolivia, dan Ekuador mengirimkan balik dokter Kuba dalam beberapa tahun terakhir setelah bergeser ke kanan.
Kuba memiliki lebih dari 37.000 pekerja perawatan kesehatan di 67 negara di seluruh dunia, menurut kementerian luar negeri.
Sumber: Reuters