Milan, Italia (Antara Kalbar/Xinhua-OANA) - Para ahli dan pejabat internasional, dalam konferensi mengenai strategi air yang diselenggarakan di Milan, Italia, Selasa (21/5), telah menyerukan penggunaan air secara ramah lingkungan.
Di dunia dengan hampir satu miliar orang tak memiliki akses ke air minum dan juta orang menemui ajal akibat penyakit yang ditularkan oleh air setiap tahun, penggunaan air secara ramah lingkungan sangat mendesak.
Guna mewujudkan sasaran untuk mengurangi jumlah orang tanpa akses berkelanjutan ke air minum yang aman dan kebersihan dasar yang ditetapkan di dalam Sasaran Pembangunan Milenium PBB, memiliki kebijakan, strategi dan tindakan yang benar, selama tiga tahun ke depan sangat penting.
Konferensi itu, yang diberi tema "Saving the future drop by drop", diselenggarakan oleh Badan Penasehat Sekretaris Jenderal PBB mengenai Air dan Kebersihan (UNSGAB) dan Expo Milano 2015 dengan tujuan meluncurkan "strategi bersama mengenai air".
"Satu revolusi daur-ulang air akan dan harus dipercepat," kata Margaret Catley-Carlon, Ketua Dewan Agenda Global mengenai Keamanan Air bagi Forum Ekonomi Dunia dan seorang anggota UNSGAB, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu siang.
Satu studi baru-baru ini memperlihatkan air limbah berpotensi berisi energi dan menjadi sumber daya yang belum dimanfaatkan. Selain itu, kesehatan manusia akan naik dengan tingkat yang lebih tinggi jika insentif pelestarian air diberlakukan, katanya.
Menteri Sumber Daya Air di China dan anggota UNSGAB Chen Lei mengatakan di dalam sambutannya pada konferensi tersebut bahwa dalam beberapa tahun belakangan China telah berhasil mengatasi kesulitan air minum buat lebih dari 300 juta warga desa dan meningkatkan teknologi irigasi modern serta pembuangan.
Namun, penyelesaian masalah air memerlukan "kerja sama global dan upaya terpadu", tambah Chen. Ia menyoroti keinginan China untuk meningkatkan status keberlanjutan air dalam agenda internasional dan memberi sumbangan bagi penerapan strategi mengenai air.
(Chaidar)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Di dunia dengan hampir satu miliar orang tak memiliki akses ke air minum dan juta orang menemui ajal akibat penyakit yang ditularkan oleh air setiap tahun, penggunaan air secara ramah lingkungan sangat mendesak.
Guna mewujudkan sasaran untuk mengurangi jumlah orang tanpa akses berkelanjutan ke air minum yang aman dan kebersihan dasar yang ditetapkan di dalam Sasaran Pembangunan Milenium PBB, memiliki kebijakan, strategi dan tindakan yang benar, selama tiga tahun ke depan sangat penting.
Konferensi itu, yang diberi tema "Saving the future drop by drop", diselenggarakan oleh Badan Penasehat Sekretaris Jenderal PBB mengenai Air dan Kebersihan (UNSGAB) dan Expo Milano 2015 dengan tujuan meluncurkan "strategi bersama mengenai air".
"Satu revolusi daur-ulang air akan dan harus dipercepat," kata Margaret Catley-Carlon, Ketua Dewan Agenda Global mengenai Keamanan Air bagi Forum Ekonomi Dunia dan seorang anggota UNSGAB, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu siang.
Satu studi baru-baru ini memperlihatkan air limbah berpotensi berisi energi dan menjadi sumber daya yang belum dimanfaatkan. Selain itu, kesehatan manusia akan naik dengan tingkat yang lebih tinggi jika insentif pelestarian air diberlakukan, katanya.
Menteri Sumber Daya Air di China dan anggota UNSGAB Chen Lei mengatakan di dalam sambutannya pada konferensi tersebut bahwa dalam beberapa tahun belakangan China telah berhasil mengatasi kesulitan air minum buat lebih dari 300 juta warga desa dan meningkatkan teknologi irigasi modern serta pembuangan.
Namun, penyelesaian masalah air memerlukan "kerja sama global dan upaya terpadu", tambah Chen. Ia menyoroti keinginan China untuk meningkatkan status keberlanjutan air dalam agenda internasional dan memberi sumbangan bagi penerapan strategi mengenai air.
(Chaidar)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013