Jakarta (Antara Kalbar) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Nusron Wahid mengatakan konsep jihad adalah mempertahankan negara bukan untuk menyakiti orang yang selama ini sering disalahartikan.

"Saat ini konsep jihad (diimplementasikan) dengan bom bunuh diri, (padahal) jihad sebenarnya adalah mempertahankan negara dari penjajah," kata Nusron Wahid di Jakarta, Kamis.

Pernyataan Nusron itu disampaikan pasca acara nonton bareng film "Sang Kyai" yang diadakan GP Ansor di Plaza Senayan Jakarta.

Nusron mengatakan nilai-nilai yang ada dalam film tersebut sangat cocok untuk diteladani kaum muda saat ini yaitu nilai nasionalisme dan pengertian jihad. Menurut dia, sudah sepatutnya bangsa Indonesia khususnya kaum muda meneladani apa yang dilakukan para pahlawan untuk mempertahankan bangsa dan negara.

"Seharusnya film ini diputar saat liburan sehingga banyak anak-anak yang menonton dan meneladani nilai-nilai kepahlawanan," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan setelah menonton film "Sang Kyai" dirinya semakin bersemangat untuk berkarya bagi bangsa Indonesia. Menurut Agus, Indonesia bisa membangun seperti saat ini adalah karena perjuangan para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

"Mudah-mudahan bisa timbul komitmen lebih baik kedepan setelah menonton film tersebut," kata Agus.

Ketua Umum DPP Taruna Merah Putih (TMP) Maruarar Sirait mengatakan sosok Hasyim Asy'ari merupakan sosok pejuang yang santun dan lebih mencintai kemerdekaan dari pada ketenangan hidupnya.

"Dalam film itu tercermin bahwa Islam merupakan agama cinta damai dan cinta terhadap kemerdekaan Indonesia. Dan poin penting lainnya adalah bahwa makna jihad adalah mengalahkan diri sendiri," katanya.

Dia menilai Indonesia sebagai bangsa yang besar seharusnya tidak melupakan perjuangan para pahlawannya.

Dalam acara nonton bareng tersebut juga dihadiri Ketua Umum Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru Yenny Zannuba Wahid yang juga putri mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid dan Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Benny Susetyo.

Direncanakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan hadir, namun keduanya tidak dapat memenuhi undangan GP Ansor tersebut

(Zita Meirina)

Pewarta: Imam Budilaksono

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013