Lamandau, Kalteng (Antara Kalbar) - Bupati Lamandau Marukan menyambut kedatangan rombongan Pesona Bhayangkara Kencana "Borneo Mupen on the Road" Kalimantan Barat 2013 yang hendak menuju Kalimantan Selatan.

Penyambutan dilakukan sekaligus digelar upacara adat dari suku Dayak setempat di gerbang menuju kompleks perkantoran Pemkab Lamandau di Nanga Bulik, Kamis sore.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar Dwi Listyawardani memotong bambu sebagai simbol memasuki daerah yang baru.

Rombongan berangkat dari Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang sekitar pukul 08.00 WIB.

Perjalanan menyusuri Jalan Transkalimantan poros Selatan yang kondisinya mulus beraspal sejak tahun lalu.

Namun sekitar 10 kilometer dari Nanga Tayap ke perbatasan Kalbar - Kalteng, rombongan harus melalui jalan milik perusahaan PT Alas Kusuma karena ada jembatan yang rusak.

Jarak antara Nanga Tayap ke Kudangan di Kalteng, sekitar 60 kilometer. Perjalanan pun terasa lambat karena bis milik Polda Kalbar yang harus perlahan saat jalan menanjak maupun menurun mengingat jalan tersebut masih berupa tanah merah.

Sekitar pukul 11.00 WIB, rombongan tiba di perbatasan Kalbar - Kalteng, dan disambut oleh pihak BKKBN Kalteng dan Kabupaten Lamandau.

Di sepanjang perjalanan, tengah dilakukan perbaikan jembatan sehingga para pengemudi membawa kendaraan secara perlahan.

Tak semua ruas Jalan Transkalimantan poros Selatan di Kalteng beraspal. Sebagian diantaranya, sekitar 25 kilometer, berupa tanah merah dan menyusuri areal perkebunan kelapa sawit. Jarak dari Kudangan ke Nanga Bulik lebih dari 130 kilometer.

Sekitar pukul 15.00 WIB atau 16.00 WITA, rombongan yang menggunakan 17 kendaraan dari Pontianak ditambah belasan unit lainnya dari Kalteng tiba di Nanga Bulik.

Bupati Lamandau Marukan mengucapkan selamat datang sekaligus mewakili masyarakat Kalteng mengingat kabupaten tersebut merupakan gerbang masuk dari Kalbar.
   
"Kabupaten ini baru terbentuk 10 tahun lalu," ujar Marukan.
   
Marukan sendiri termasuk pelopor KB pria di kabupaten itu. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Lamandau lebih dipengaruhi oleh dinamika pergerakan penduduk yang datang serta menetap di wilayah itu.
   
"35 persen penduduk disini dari etnis Dayak, lima persen Melayu. Sisanya, eks transmigrasi dari berbagai provinsi," kata Marukan.
   
Ia sepakat, program KB dan mengatur jarak kelahiran, berkaitan erat dengan kesejahteraan yang akan dinikmati hasilnya seumur hidup.
   
Dwi Listyawardani mengatakan, Lamandau menunjukkan diri sebagai daerah baru yang mampu berkembang pesat.


 

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013