Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat, Badar memperkirakan, inflasi di Kota Pontianak dan Kalbar umumnya baru tercatat akan naik pada bulan Juli 2013, dampak dari kenaikan BBM bersubsidi.

"Inflasi baru akan naik di bulan Juli, karena kenaikan BBM bersubsidi baru terjadi minggu terakhir Juni sehingga belum tercatat," kata Kepala BPS Kalbar, Badar di Pontianak, Selasa.

Ia menjelaskan, inflasi diperkirakan besar akan naik, karena kenaikan BBM bersubsidi sudah berdampak pada kenaikan berbagai kebutuhan pokok dan sektor lainnya.

"Kalau harga berbagai kebutuhan sudah naik, sangat besar pengaruhnya pada naiknya inflasi di suatu kota," ujarnya.

BPS Kalbar, mencatat laju inflasi Kota Pontianak, Kalbar selama Juni 2013, sebesar 0,22 persen atau turun dibanding bulan sebelumnya sebesar 1,40 persen.

"Turunnya inflasi di Kota Pontianak sepanjang Juni, karena dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi belum terpengaruh pada harga berbagai kebutuhan pokok di kota itu," kata Badar.

Inflasi sepanjang Juni 2013 dipengaruhi oleh kenaikan indeks pada lima kelompok pengeluaran, yakni kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,28 persen; sandang 0,19 persen; kesehatan 0,51 persen, pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,11 persen, dan tertinggi kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 4,35 persen.

Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu bahan makanan minus 1,88 persen, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau minus sebesar 1,07 persen.

Dari delapan kota di Pulau Kalimantan yang disurvei, semua kota mengalami inflasi.

Inflasi tertinggi di Kota Tarakan sebesar 1,46 persen; disusul Samarinda 1,31 persen; Sampit 1,15 persen; Palangkaraya dan Balikpapan masing-masing 0,74 persen; Banjarmasin 0,41 persen; serta Kota Pontianak dan Singkawang masing-masing 0,22 persen, kata Badar.



(A057/B008)

Pewarta: Andilala

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013