Kolombo (Antara Kalbar/AFP) - Sri Lanka melarang majalah "Time" terbitan 1 Juli karena berita utamanya tentang bentrokan Buddha-Muslim Myanmar dapat merusak perasaan keagamaan di negara pulau itu, kata pejabat pada Selasa.
Juru bicara departemen bea cukai Leslie Gamini mengatakan majalah memuat foto seorang biarawan terkemuka Myanmar di bawah judul "The Face of Buddhist Terror" itu akan ditahan.
"Atas dasar undang-undang, majalah itu akan disita," kata Gamini kepada AFP.
"Kami tidak mengizinkan majalah itu diedarkan di Sri Lanka karena kami merasa dapat menimbulkan kebencian agama masyarakat," katanya.
Sri Lanka yang berpenduduk mayoritas Buddha, di mana ketegangan dengan Muslim dan kelompok-kelompok agama minoritas meningkat, adalah negara kedua menyensor edisi itu setelah Myanmar juga memblokirnya.
Agen lokal majalah itu, Emit International, mengatakan lebih dari 1.000 kopi majalah itu ditahan oleh pihak bea cukai, tetapi edisi 8 Juli diizinkan tanpa ada masalah-masalah.
"Kami meminta kementerian media mengizinkan, tetapi kami tidak pernah memperolehnya," kata seorang manajer Emit.
"Terlalu lambat untuk menyalurkan terbitan 1 Juli kepada pelanggan kami," katanya.
Ketegangan menyangkut agama meningkat di Sri Lanka pada tahun ini setelah kelompok Buddha berkeberatan dengan sertifikasi halal bagi makanan di negara itu diawasi warga Muslim.
Beberapa masjid serta tempat usaha milik warga Muslim jadi sasaran kelompok-kelompok radikal, kadang-kadang dipimpin para biksu Buddha yang berjubah kuning jingga.
Presiden Mahinda Rajapakse, yang beragama Buddha, mendesak biarawan pada awal tahun ini tidak menghasut kebencian agama dan kekerasan.
Sri Lanka memiliki hubungan agama yang kuat dengan Myanmar.
Beberapa episode perang berkaitan agama di Myanmar menimbulkan bentrokan agama yang dalam di negara yang berpenduduk mayoritas Buddha dan itu mempengaruhi reformasi politik yang dipuji luas sejak militer mengakhiri kekuasaannya dua tahun lalu.
Pada Maret, setidak-tidaknya 44 orang tewas dalam kekerasan aliran di Myanmar tengah dengan ratusan rumah dibakar.
Kerusuhan menyangkut agama di negara bagian Rakhine, Myanmar barat tahun lalu menyebabkan sekitar 200 orang tewas dan lebih dari 140.000 orang terlantar, sebagian warga Rohingya yang Muslim.
(R. Nurdin)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Juru bicara departemen bea cukai Leslie Gamini mengatakan majalah memuat foto seorang biarawan terkemuka Myanmar di bawah judul "The Face of Buddhist Terror" itu akan ditahan.
"Atas dasar undang-undang, majalah itu akan disita," kata Gamini kepada AFP.
"Kami tidak mengizinkan majalah itu diedarkan di Sri Lanka karena kami merasa dapat menimbulkan kebencian agama masyarakat," katanya.
Sri Lanka yang berpenduduk mayoritas Buddha, di mana ketegangan dengan Muslim dan kelompok-kelompok agama minoritas meningkat, adalah negara kedua menyensor edisi itu setelah Myanmar juga memblokirnya.
Agen lokal majalah itu, Emit International, mengatakan lebih dari 1.000 kopi majalah itu ditahan oleh pihak bea cukai, tetapi edisi 8 Juli diizinkan tanpa ada masalah-masalah.
"Kami meminta kementerian media mengizinkan, tetapi kami tidak pernah memperolehnya," kata seorang manajer Emit.
"Terlalu lambat untuk menyalurkan terbitan 1 Juli kepada pelanggan kami," katanya.
Ketegangan menyangkut agama meningkat di Sri Lanka pada tahun ini setelah kelompok Buddha berkeberatan dengan sertifikasi halal bagi makanan di negara itu diawasi warga Muslim.
Beberapa masjid serta tempat usaha milik warga Muslim jadi sasaran kelompok-kelompok radikal, kadang-kadang dipimpin para biksu Buddha yang berjubah kuning jingga.
Presiden Mahinda Rajapakse, yang beragama Buddha, mendesak biarawan pada awal tahun ini tidak menghasut kebencian agama dan kekerasan.
Sri Lanka memiliki hubungan agama yang kuat dengan Myanmar.
Beberapa episode perang berkaitan agama di Myanmar menimbulkan bentrokan agama yang dalam di negara yang berpenduduk mayoritas Buddha dan itu mempengaruhi reformasi politik yang dipuji luas sejak militer mengakhiri kekuasaannya dua tahun lalu.
Pada Maret, setidak-tidaknya 44 orang tewas dalam kekerasan aliran di Myanmar tengah dengan ratusan rumah dibakar.
Kerusuhan menyangkut agama di negara bagian Rakhine, Myanmar barat tahun lalu menyebabkan sekitar 200 orang tewas dan lebih dari 140.000 orang terlantar, sebagian warga Rohingya yang Muslim.
(R. Nurdin)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013