Pontianak (Antara Kalbar) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat mengembangkan teknologi embrio transfer untuk meningkatkan produksi serta memperoleh bibit unggul.

Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar, Abdul Manaf Mustafa di Pontianak, Selasa, melalui teknologi tersebut, maka peternak dapat memperoleh anakan sapi sesuai yang diinginkan.

"Pada tahap pertama, diujicobakan untuk kelompok tani di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, dan Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang," kata dia.

Ia melanjutkan, hasil dari embrio transfer baru akan diketahui sembilan bulan setelah dilakukan.

Teknologi tersebut memiliki angka keberhasilan hingga 65 persen untuk yang segar dan 60 persen embrio beku.

Embrio transfer merupakan suatu proses mengambil (flushing) embrio dari uterus sapi donor yang telah diovulasi ganda (superovulasi) dan memindahkannya ke uterus sapi resipien (penerima) dengan menggunakan metode, peralatan dan waktu tertentu.

Teknologi tersebut merupakan generasi kedua bioteknologi reproduksi setelah inseminasi buatan (IB).

Ada beberapa tahapan untuk embrio transfer, yaitu pemilihan sapi donor dan resipien, sinkronisasi birahi, superovulasi, inseminasi, koleksi embrio, penanganan dan evaluasi embrio, transfer embrio ke resipien sampai pada pemeriksaan kebuntingan dan kelahiran.

Kelebihannya, diperlukan waktu satu generasi (9 bulan) untuk menghasilkan bibit murni (pure breed) lewat embrio transfer. Sedangkan untuk inseminasi buatan, target yang sama memerlukan waktu 15 tahun.

Keunggulan lainnya, embrio transfer dapat memberi peningkatan perkembangan ternak bibit unggul baik dari sisi pejantan maupun sisi betina. Selain itu, juga mengurangi biaya transportasi penyebaran bibit unggul serta risiko penyebaran penyakit menular.


T011

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013