Beijing (Antara Kalbar) - Politikus China Bo Xilai dinyatakan telah menerima uang suap sekitar 22 miliar Yuan dari para pengusaha selama 1999-2006, demikian jaksa pada persidangan di Pengadilan Menengah Rakyat Jinan, Provinsi Shandong di China, Kamis.

Dalam persidangan kedua tersebut, Bo tampak hadir dengan mengenakan kemeja putih dan dikawal aparat kepolisian. Dalam dakwaannya, jaksa menyatakan selama Bo Xilai menjabat sebagai Walikota Dalian dan Menteri Perdagangan China pada 1999-2006 telah memberikan keuntungan bagi pihak lain secara ilegal.

"Dalam periode itu terdakwa telah menerima suap sebesar 22 miliar Yuan dari para pengusaha," kata jaksa, dalam persidangan  yang diliput media lokal  di China Timur secara langsung.

Selama periode itu Bo Xilai juga didakwa mengambil keuntungan dari berbagai proyek pembangunan di Kota Dalian.

Pria berusia 64 tahun itu juga didakwa telah menggelapkan uang selama menjabat sebagai sekretaris Partai Komunis China pada 2004 dan 2005 sebesar lima miliar Yuan.

Bo Xilai juga didakwa mengambil keuntungan saat menjabat sebagai Ketua Partai Komunis Kota Chongqing. Bo Xilai telah didakwa menerima suap baik secara langsung maupun melalui keluarganya.

Dugaan penyuapan yang melibatkan Bo Xilai terungkap saat istrinya Gu Kailai menjalani penyelidikan atas dugaan keterlibatan dalam pembunuhan terhadap pengusaha asal Inggris Neil Heywood pada November 2011.

Istrinya, Gu Kailai, sudah diganjar hukuman mati percobaan pada bulan Agustus karena dinyatakan bersalah membunuh seorang warga Inggris, Neil Heywood.

Atas dakwaan dan bukti-bukti di persidangan itu Bo Xilai menyatakan tidak keberatan.

Skandal yang melibatkan Bo Xilai dan istrinya itu menjadi perhatian di China maupun dunia internasional karena menyebabkan Kepala Kepolisian Daerah Chongqing, Wang Lijun, sempat melarikan diri ke Konsulat Amerika Serikat di Chengdu, dan kemudian ditahan.

(S. Haryati)

Pewarta: Rini Utami

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013