Kapuas Hulu (ANTARA) - Warga Kota Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu,Kalimantan Barat mengeluh dengan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di kios pengecer saat ini tembus Rp14 ribu per liter, bahkan ada yang menjual Rp15 ribu per liter.
"Kami sebagai masyarakat sangat kecewa rata-rata di SPBU minyak pertalite cepat habis, tetapi di kios pengecer selalu ada dengan harga yang mahal, jadi apa yang sebenarnya terjadi," kata Suandi salah satu warga Kota Putussibau, kepada ANTARA, di Putussibau Kapuas Hulu, Kamis.
Suandi mengeluhkan pelayanan pihak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau pun Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) di Kota Putussibau dan sekitarnya terkesan lebih mengutamakan sekelompok pengecer yang mengantre, sehingga masyarakat umum tidak memiliki kesempatan mendapatkan langsung BBM di SPBU.
Bagaimana tidak, sejumlah SPBU atau pun APMS yang buka sekitar pukul 07.30 WIB, biasanya hingga pukul 10.00 WIB minyak pertalite sudah habis.
"Dengan kondisi begitu kita terpaksa membeli di kios harganya mahal, biasanya masih Rp12 ribu hingga Rp13 ribu per liter, namun beberapa hari ini sudah Rp14 ribu, bahkan ada yang jual Rp15 ribu per liter," keluh Suandi.
Ia berharap kondisi tersebut segera diatasi pemerintah, agar BBM jenis pertalite tidak semakin mahal dan langka.
Senada dikatakan, Murnianti seorang ibu rumah tangga yang hendak ikut mengantre di SPBU untuk membeli langsung pertalite, akan tetapi tidak memperoleh karena pertalite habis.
"Kami minta tolong kepada pemerintah daerah dan aparat penegak hukum betul-betul mengawasi penyaluran BBM itu dan jika kouta BBM tidak mencukupi semestinya ada penambahan, jangan semakin membebani masyarakat," ucap Murnianti.
Sementara itu, menurut informasi yang diperoleh dari salah satu pengecer BBM di Kota Putussibau, penyebab kenaikan harga pertalite karena di SPBU sulit mendapatkan minyak tersebut, yang disebabkan musim kemarau, sehingga pihak SPBU mengambil minyak ke Depot Pertamina Kabupaten Sanggau, yang biasanya hanya di depot Sintang.
"Minyak sulit sekarang, jika pun dapat antre di batas oleh SPBU," katanya.
Terkait persoalan BBM tersebut, ketika dikonfirmasi ANTARA, Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kapuas Hulu belum memberikan keterangan baik terkait jumlah kouta maupun penyebab kenaikan harga BBM di kios pengecer.