Kapuas Hulu (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat melalui Kepala Bagian Perekonomian, Administrasi Pembangunan dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Kapuas Hulu Budi Prasetyo mengatakan penyebab naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di tingkat pengecer dikarenakan adanya pengurangan pasokan BBM bersubsidi dari Depot Pertamina Sintang.
"Jika pasokan BBM seperti yang di SPBU milik Pemda misalnya sesuai permintaan atau kuota, saya yakin pasti harga pertalite di tingkat eceran tidak akan tinggi bahkan sampai ada yang menjual Rp15 ribu per liter," kata Budi Prasetyo, kepada ANTARA, di Putussibau Kapuas Hulu, Kamis.
Budi menjelaskan pemerintah daerah sudah pernah melakukan koordinasi ke pihak sales branch manager (SBM) Pertamina Sintang, untuk dilakukan penambahan pasokan BBM bersubsidi ke Kapuas Hulu khususnya Putussibau.
"Jika permintaan kita itu dipenuhi, saya yakin harga BBM bersubsidi tidak mahal di pengecer," ucapnya.
Dia pun menyebutkan kuota BBM subsidi (pertalite dan solar) untuk Kabupaten Kapuas Hulu, BBM jenis solar sebanyak 4.826 KL dan pertalite sebesar 8.270 KL per bulan.
Akan tetapi, untuk realisasi pasokan yang dikirimkan oleh Pertamina Budi menyatakan tidak mengetahui secara persis.
Ia mengaku pernah minta data realisasi kuota ke pihak SBM Pertamina Sintang, namun sampai sekarang belum ada tanggapan.
Menurut Budi, dari jumlah kuota yang usulkan seharusnya mencukupi untuk kebutuhan masyarakat, karena usulan sudah diperhitungkan sesuai kebutuhan masyarakat di Kapuas Hulu akan tetapi realisasi pasokan BBM semua tergantung dari pihak Pertamina.
Terkait kondisi antrean di SPBU yang didominasi pengecer, Budi menanggapi bahwa pihak SPBU akan sangat sulit melarang pengantre untuk membeli di SPBU, karena yang antre tidak berbeda dengan pembeli biasa cuma bedanya mereka tiap hari membeli dan untuk dijual kembali ke kios eceran.
Budi berpendapat, untuk mengatasi hal tersebut sebenarnya pemerintah harus tegas melarang BBM dijual eceran dan kalau memang itu dilakukan pasti tidak akan ada pengantri di SPBU.
Hanya saja, untuk di Kabupaten Kapuas Hulu mungkin sulit, karena kondisi demografi di Kapuas Hulu dengan permukiman penduduk menyebar dan jaraknya jauh dengan jumlah SPBU yang sangat terbatas.
"Sehingga, tidak semua masyarakat mau membeli BBM ke SPBU yang jaraknya jauh, untuk mengisi sepeda motor hanya membeli satu atau dua liter pertalite dihitung hitung rugi," tutur Budi.