Ngabang (Antara Kalbar) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Landak sudah melakukan pemetaan daerah potensi bencana yang juga bisa diakses pada website yang baru diluncurkannya.
"Jadi kita sudah memiliki data dan pemetaan daerah pasca dan potensi bencana. Mulai tipe jenis bencana seperti banjir, kebakaran hutan, tanah longsor dan angin puting beliung," kata Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Landak Widi Kiswantoro di Ngabang, Selasa.
BPBD melakukan pemetaan dengan menginventalisir daerah-daerah pasca dan potensi bencana di 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Landak, sehingga semua data mulai dari sebab akibat terjadinya bencana juga terpetakan.
"Selain itu kita sudah luncurkan situs website dengan alamat portal www.bpbdkablandak.com. Tujuan kita buat website agar masyarakat dapat mengakses secara cepat. Pemerintah pusat akan mendapatkan data kita secara online," ungkap Widi.
Dari data hasil pemetaan BPBD Landak diantaranya tentang indeks kerawanan bencana meliputi Kecamatan Menyuke dengan indeks kerawanan bencana tinggi, kemudian Ngabang, Sompak, Kuala Behe dan Air Besar dengan indeks kerawanan sedang. Sedangkan indeks kerawanan rendah meliputi Sebangki, Jelimpo, Sengah Temila, Mandor, Menjalin, Mempawah Hulu, Banyuke Hulu dan Meranti.
"Kemudian untuk angka bobot proporsi peluang kerawanan bencana dengan indeks tinggi 18,75, sedang 12,50 dan rendah 0 hingga 6,25," urai Widi seperti yang dikutip dalam peta yang ada.
Bencana di Kabupaten Landak paling berpotensi yaitu banjir. Dari hasil pemetaan untuk sebaran wilayah dengan potensi bahaya banjir dari 13 kecamatan yang ada tngkat kerawanan rendah dengan persentase 1,95 persen, sedang 58,60 persen dan tinggi 39,43 persen.
"Nah, ini salah satu data yang kita miliki hasil dari pemetaan daerah bencana. Masih banyak data lain seperti bencana daerah potensi kebakaran hutan, angin puting beliung dan tanah longsor," ujar Widi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Jadi kita sudah memiliki data dan pemetaan daerah pasca dan potensi bencana. Mulai tipe jenis bencana seperti banjir, kebakaran hutan, tanah longsor dan angin puting beliung," kata Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Landak Widi Kiswantoro di Ngabang, Selasa.
BPBD melakukan pemetaan dengan menginventalisir daerah-daerah pasca dan potensi bencana di 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Landak, sehingga semua data mulai dari sebab akibat terjadinya bencana juga terpetakan.
"Selain itu kita sudah luncurkan situs website dengan alamat portal www.bpbdkablandak.com. Tujuan kita buat website agar masyarakat dapat mengakses secara cepat. Pemerintah pusat akan mendapatkan data kita secara online," ungkap Widi.
Dari data hasil pemetaan BPBD Landak diantaranya tentang indeks kerawanan bencana meliputi Kecamatan Menyuke dengan indeks kerawanan bencana tinggi, kemudian Ngabang, Sompak, Kuala Behe dan Air Besar dengan indeks kerawanan sedang. Sedangkan indeks kerawanan rendah meliputi Sebangki, Jelimpo, Sengah Temila, Mandor, Menjalin, Mempawah Hulu, Banyuke Hulu dan Meranti.
"Kemudian untuk angka bobot proporsi peluang kerawanan bencana dengan indeks tinggi 18,75, sedang 12,50 dan rendah 0 hingga 6,25," urai Widi seperti yang dikutip dalam peta yang ada.
Bencana di Kabupaten Landak paling berpotensi yaitu banjir. Dari hasil pemetaan untuk sebaran wilayah dengan potensi bahaya banjir dari 13 kecamatan yang ada tngkat kerawanan rendah dengan persentase 1,95 persen, sedang 58,60 persen dan tinggi 39,43 persen.
"Nah, ini salah satu data yang kita miliki hasil dari pemetaan daerah bencana. Masih banyak data lain seperti bencana daerah potensi kebakaran hutan, angin puting beliung dan tanah longsor," ujar Widi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013