Jakarta (Antara Kalbar) - Jurnalis senior Maria Hartiningsih menyayangkan bahwa isu-isu seputar target pembangunan milenium (MDG) seperti gizi, kesehatan reproduksi remaja dan sanitasi masih dianggap kurang "seksi" di sebagian media massa di Indonesia.

"Padahal ada keterkaitan antara isu tersebut dengan kondisi kesehatan bangsa Indonesia saat ini," kata Maria Hartiningsih saat memberi materi dalam Lokakarya Jurnalis "Akuntabilitas Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia" di Jakarta, Kamis.

Maria mencontohkan angka kematian ibu di Indonesia merupakan angka paling tinggi di kawasan Asia yang salah satunya disebabkan pengaruh dari pemenuhan gizi.

"Masalah gizi tak hanya terkait soal pangan dan malnutrisi tetapi terkait luas dengan berbagai masalah lain," katanya.

Salah satu keterkaitan yang paling jelas adalah soal kemiskinan dan pemiskinan yang berpengaruh langsung terhadap pemenuhan gizi.

Jurnalis senior Kompas itu menambahkan, gizi dan pengetahuan tentang gizi merupakan bagian penting dari pembangunan manusia dan hanya bisa dilakukan jika hak atas pendidikan dan hak atas informasi juga dipenuhi.

Maria mengutip hasil Riset Kesehatan Dasar 2010 yang menyebutkan sekitar 13 persen anak mengalami gizi kurang dan 4,9 persen anak mengalami gizi buruk.

Jumlah anak balita di Indonesia saat ini sekitar 12 persen dari jumlah penduduk 237,6 juta jiwa atau sebanyak kurang lebih 28,5 juta anak.

"Kekurangan gizi di masa kanak-kanak dan remaja akan berdampak sangat panjang bagi perempuan. Akar masalah kematian ibu melahirkan diantaranya dari persoalan ini," papar Maria.

Masalah gizi pada anak, perempuan remaja dan ibu juga terkait dengan kondisi masyarakat Indonesia yang sebagian masih menganut budaya patriarkhis atau masyarakat yang mengukuhkan nilai-nilai dominasi pria sehingga anak dan perempuan berada di posisi yang rentan.

Untuk membantu mengatasi hal itu, Maria menyerukan kepada para jurnalis untuk terus mengangkat isu-isu terkait gizi karena menyangkut pemenuhan hidup yang layak.

Namun, Maria mengingatkan untuk menyajikan informasi yang seimbang dan penyampaian fakta harus dilakukan secara cerdas agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013