Sekadau (Antara Kalbar) - Puncak perayaan Natal, misa kudus Natal yang akan dilangsungkan secara serentak oleh umat Kristiani di seluruh dunia pada malam tanggal 25 Desember tinggal menyisakan waktu beberapa hari ke depan. Berbagai persiapan pun telah dilakukan oleh umat Kristiani, termasuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan perayaan misa Natal di gereja.

Pemkab dan masyarakat Kabupaten Sekadau berharap, perayaan malam Natal tidak terganggu pemadaman listrik, seperti yang terjadi pada misa malam Natal tahun lalu.

"Pemkab Sekadau bahkan telah melayangkan surat resmi kepada PLN Sekadau untuk mengusahakan agar saat misa Natal tidak terjadi pemadaman listrik, baik karena faktor teknis maupun non teknis. Tahun lalu saya masih ingat misa malam Natal sempat terganggu mati lampu dalam waktu cukup lama. Bahkan, di gereja di beberapa wilayah yang tidak sempat menyiapkan genset, sehingga misanya jadi terhalang. Ini yang kita tidak inginkan terulang lagi. Karenanya, kita minta PLN mempersiapkan diri,” ujar Wakil Bupati Sekadau, Rupinus, Ketika dijumpai di ruang kerjanya, Jumat (20/12).

Rupinus mengatakan, surat resmi kepada PLN dilayangkan beberapa hari lalu dan dirinya sendiri yang menandatangani surat permohonan tersebut. "Saya tanda tangani sendiri sebagai upaya menunjukkan, Pemkab Sekadau serius meminta perhatian pihak PLN agar memantapkan pelayanannya, terlebih saat hari-hari besar. Kita tentu berharap pihak PLN bereaksi positif menanggapi permohonan kita," katanya.

Ia berharap, PLN tidak berdalih pemadaman listrik secara tiba-tiba diakibatkan hal-hal non teknis seperti pohon tumbang, korsletting dan sebagainya.

"Untuk alasan tersebut, kita meminta PLN semestinya telah mengantisipasi potensi gangguan non teknis, terutama di titik-titik rawan. Saya kira PLN pun pasti memikirkan hal itu (antisipasi). Saya lihat di jalur Sekadau-Rawak-Mahap sebagian sudah dilakukan pembersihan di sekitar tiang-tiang listrik, kita tentu apresiasi hal itu," katanya.

Tak hanya itu, Rupinus juga minta pelayanan kesehatan di RSUD sampai Puskesmas-puskesmas agar terus berjalan sekalipun saat hari-hari besar, karena Orang sakit itu tidak kenal hari libur atau hari raya.

"Saya instruksikan RSUD dan Puskesmas harus ada petugas yang 'standby' (siaga), dan tentunya petugas yang tidak ikut merayakan hari Natal, dan Pemkab Sekadau dalam menempatkan pegawai di suatu instansi, telah mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk aspek keagamaan. Hal itu dimaksudkan agar saat perayaan hari keagamaan suatu agama tertentu, pegawai yang tidak ikut merayakan dapat bertugas sebagaimana mestinya. Sedangkan pegawai yang ikut merayakan akan diberi toleransi. Pegawai atau petugas yang tidak ikut merayakan Natal diahrapkan tetap bertugas seperti biasa dan jangan sampai rumah sakit atau puskesmas kosong, tidak ada petugasnya,” pungkasnya.

Pewarta: Arkadius Gansi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013