Jakarta (Antara Kalbar) - Indonesia menghadapi "bom waktu" dari peningkatan jumlah pengangguran terbuka usia muda yang mencapai 19,9 persen akibat perlambatan ekonomi di tahun 2013.

"Fenomena peningkatan pengangguran terbuka usia muda ini memang terjadi di Asia Pasifik, tapi di Indonesia paling parah. Ini bisa jadi 'bom waktu' untuk Indonesia," kata peneliti dari Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Latif Adam, dalam Refleksi Akhir Tahun Kedeputian Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) di Jakarta, Senin.  
    
Ia mengatakan sektor ekonomi yang mampu menyerap ketenagakerjaan saat ini sedang mengalami penurunan. Hal ini secara otomatis membuat permintaan tenaga kerja terutama tenaga usia muda menurun.

Untuk itu, menurut dia, sangat penting bagi pemerintah memikirkan jalan keluar untuk penyediaan lapangan pekerjaan terutama bagi mereka yang berusia 15--24 tahun. Jika tidak, bonus demografi yang akan didapat Indonesia pada 2020--2030 akan sia-sia.

"Seharusnya penduduk itu kan jadi aset, ini justru malah jadi liabititas," ujar dia.

Berdasarkan publikasi yang baru dikeluarkan Organisasi Perburuhan Internasional (the International Labour Organization/ILO) Tingkat Pengangguran Terbuka Usia Muda (TPT Usia Muda) yakni usia  15--24 tahun di Indonesia menunjukkan angka tertinggi yakni 19,9 persen dari jumlah penduduk. Sedangkan untuk Tingkat Pengangguran Terbuka usia 15+ posisi Indonesia tertinggi kedua setelah Filipina.

Negara dengan jumlah TPT Usia Muda tertinggi lainnya adalah Sri Langka yang mencapai 19 persen, diikuti Filipina yang mencapai 17,9 persen dari jumlah penduduk. Sementara itu negara maju di Asia Pasifik yang tercatat memiliki TPT Usia Muda cukup tinggi adalah Selandia Baru yang mencapai 16,2 persen dari jumlah penduduk.

Thailand tercatat menjadi negara di Asia Pasifik yang memiliki TPT Usia Muda terendah hanya mencapai 2,2 persen dari jumlah penduduk. Kondisi tersebut diikuti Macau dengan jumlah TPT Usia Muda 6,7 persen dan Singapura dengan jumlah 6,8 persen dari jumlah penduduk.

Sementara itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Agustus 2012, jika dilihat dari variasi tingkat pengangguran antar provinsi di Indonesia maka jumlah pengangguran tertinggi ada di Provinsi Banten yang mencapai lebih dari 10 persen dari total populasi. Posisi tersebut disusul oleh DKI Jakarta, Aceh, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur.

Pewarta: Virna P Setyorini

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013