Jombang (Antara Kalbar) - Putri almarhum mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid memperingatkan jangan menjual nama Gus Dur hanya demi meraih suara.
"Jika mencintai Gus Dur, teruskan perjuangannya dengan konkret," katanya saat di Jombang, Jawa Timur, Sabtu.
Ia mengatakan, saat ini banyak pihak yang memanfaatkan nama Gus Dur untuk kepentingannya sendiri, bahkan slogan tentang Gus Dur terlihat seragam.
Pihaknya mempertanyakan mengapa gambar Gus Dur dimanfaatkan untuk kepentingan politik, dan mengapa bukan ketua partai bersangkutan. Padahal, partai lain juga menampilkan hal yang sama, menampilkan ketua partainya dalam baliho ataupun spanduk partai mereka.
Ia menegaskan, bentuk penghormatan kepada almarhum Gus Dur bukan dengan cara memanfaatkan untuk kepentingan pribadi ataupun sekelompok orang yang menjadi slogan mereka, namun dengan meniru apa yang dilakukan Gus Dur semasa hidup.
"Harusnya belajar lewat tindakan Gus Dur," tegas putri sulung mantan Presiden ini.
Pihaknya tidak ingin terjebak dengan somasi, karena saat ini masyarakat juga sudah semakin cerdas. Ia menilai, somasi itu hanya masalah teknis.
Ia menyerahkan semunya ke masyarakat tentang Gus Dur. Sampai saat ini, banyak masyarakat yang teringat dengan berbagai macam perilaku, keputusan, ataupun perjuangan Gus Dur semasa masih hidup, misalnya ketika tidak puas dengan sikap DPR ingat saat pemerintahan Gus Dur, tidak puas dengan pemerintahan yang korup, ingat pemerintahan Gus Dur.
"Jika saat ini intoleransi merebak orang ingat Gus Dur, apa yang digagas Gus Dur. Kami percaya, masyarakat bisa menilai siapa yang benar dan mau meneruskan perjuangan Gus Dur," jelasnya.
Ia tidak ingin terjebak dengan berbagai kepentingan pragmatis yang dilakukan oleh sekelompok pihak yang memanfaatkan nama Gus Dur untuk kepentingannya sendiri, karena ia lebih konsentrasi untuk meneruskan pikiran serta perjuangan Gus Dur.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Jika mencintai Gus Dur, teruskan perjuangannya dengan konkret," katanya saat di Jombang, Jawa Timur, Sabtu.
Ia mengatakan, saat ini banyak pihak yang memanfaatkan nama Gus Dur untuk kepentingannya sendiri, bahkan slogan tentang Gus Dur terlihat seragam.
Pihaknya mempertanyakan mengapa gambar Gus Dur dimanfaatkan untuk kepentingan politik, dan mengapa bukan ketua partai bersangkutan. Padahal, partai lain juga menampilkan hal yang sama, menampilkan ketua partainya dalam baliho ataupun spanduk partai mereka.
Ia menegaskan, bentuk penghormatan kepada almarhum Gus Dur bukan dengan cara memanfaatkan untuk kepentingan pribadi ataupun sekelompok orang yang menjadi slogan mereka, namun dengan meniru apa yang dilakukan Gus Dur semasa hidup.
"Harusnya belajar lewat tindakan Gus Dur," tegas putri sulung mantan Presiden ini.
Pihaknya tidak ingin terjebak dengan somasi, karena saat ini masyarakat juga sudah semakin cerdas. Ia menilai, somasi itu hanya masalah teknis.
Ia menyerahkan semunya ke masyarakat tentang Gus Dur. Sampai saat ini, banyak masyarakat yang teringat dengan berbagai macam perilaku, keputusan, ataupun perjuangan Gus Dur semasa masih hidup, misalnya ketika tidak puas dengan sikap DPR ingat saat pemerintahan Gus Dur, tidak puas dengan pemerintahan yang korup, ingat pemerintahan Gus Dur.
"Jika saat ini intoleransi merebak orang ingat Gus Dur, apa yang digagas Gus Dur. Kami percaya, masyarakat bisa menilai siapa yang benar dan mau meneruskan perjuangan Gus Dur," jelasnya.
Ia tidak ingin terjebak dengan berbagai kepentingan pragmatis yang dilakukan oleh sekelompok pihak yang memanfaatkan nama Gus Dur untuk kepentingannya sendiri, karena ia lebih konsentrasi untuk meneruskan pikiran serta perjuangan Gus Dur.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014