Ngabang (Antara Kalbar) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kabupaten Landak dengan tegas menolak Pertamina menaikkan harga gas elpiji (LPG) 12 kilogram dan diminta  kebijakan itu dievaluasi.

"Kenaikan harga LPG 12 kg saat ini dirasa kalangan pengusaha sangat tidak tepat sekali,di satu sisi tingkat daya beli masyarakat masih rendah akibat konversi minyak tanah ke gas,di sisi lain program ini tidak di sosialisasikan terlebih dahulu ke masyarakat," tegas Ketua Hipmi Landak Fransisco Wardianus menghubungi Antara, Minggu (5/1).

Menurutnya, khusus Hipmi Kabupaten Landak menyikapi masalah ini perlu nya kajian-kajian yang tepat sebelum hal ini di lakukan pertamina, bisa melalui sosialisasi yang menyeluruh.

"Tidak kalah penting juga bahwa pertamina harus bisa menyiapkan keterbatasan-keterbatasan stok persediaan tabung tersebut di daerah-daerah, dengan kata lain program tersebut harus berjalan linear," tegas Fransisco.

Kemudian setelah semuanya berjalan sesuai rencana,baru bisa dilakukan langkah kebijakan ini. "Dampak lain sudah pasti akan mempengaruhi harga-harga barang lain di Kabupaten, yang cenderung pasti naik," kata Fransisco..

Kenaikan barang akan terjadi, terutama yang berkaitan dengan usaha jasa, seperti rumah makan, usaha kecil seperti warung-warung yang menjual makanan jajanan dan lain-lain, walaupun kenaikan itu tidak signifikan.

"Dengan permasalahan tersebut Hipmi Landak dengan tegas menolak kebijakan pertamina menaikkan kan gas LPG 12 kg.dan berharap kebijakan tersebut di evaluasi lagi," tegas Fransisco lagi.

Pewarta: Kundori

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014